Gereja Setan ada atau tidak, tidak perlu
dipermasalahkan, yang pasti adalah setan itu ada dan selalu bekerja.
Firman Tuhan melalui rasul Petrus mengingatkan kita agar waspada, karena
musuh kita si iblis bagaikan singa yang mengaum-ngaum ke sana ke mari
mencari mangsa untuk siap dimakannya. Dia bagaikan air yang dapat
menyusup ke mana saja, melalui lubang sekecil apapun." Demikian
diungkapkan oleh Pdt. Paulus Daun dalam ceramah yang diberikan pada
tanggal 2 Juni 1999 di GKJMB Rayon III.
Hal ini dikemukakan sehubungan dengan
keragu-raguan yang dikemukakan beberapa tokoh masyarakat tentang
peristiwa adanya Gereja Setan di kota Manado. Keraguan-raguan ini
berdasarkan beberapa hal : yang pertama, Laura yang dikatakan dibebaskan
dari kuasa Setan oleh Herman Kemala diragukan, karena bukti yang
objektif sulit diperoleh, sehingga diduga peristiwa pembebasan itu hanya
satu rekayasa. Kesulitan untuk mendapatkan bukti objektif, karena Laura
yang dikatakan anggota Setan, ternyata sebelum peristiwa pembebasan itu
adalah pengikut Herman Kemala yang setia. Yang kedua, keterangan yang
diberikan tentang beberapa tempat yang dipakai untuk acara ritual
mereka, setelah dilacak, ternyata tidak benar. Yang ketiga, keterangan
yang diberikan oleh Laura dan temannya yang bernama Rina tentang
pembunuhan yang dilakukan terhadap anak-anak selama ia menjadi pengikut
Gereja Setan tidak terbukti. Hal ini dikemukakan oleh Danrem
131/Santiago, Kolonel TNI Richard Simorangkir dengan menyebutkan, "Jika
benar banyak bayi yang dibunuh, tentu akan banyak ibu-ibu yang datang
melapor kehilangan bayinya, tetapi sampai sekarang tidak ada laporan
yang demikian itu." Yang keempat, dari keterangan yang diberikan bahwa
Gereja Setan sudah mempunyai ribuan pengikutnya, tetapi diminta datanya,
tidak bisa diberikan. Sebab itu, menurut pak Kolonel, "Secara logika,
jika benar pengikutnya ribuan, maka jumlah yang ikut kebaktian di gereja
pasti berkurang, tetapi kenyataan gereja selalu penuh dengan anggota
jemaat." Yang kelima, kredibillitas Herman juga diragukan, sehingga ada
yang menuduhnya sebagai penganut bahkan kepala Gereja Setan. Meskipun
ada yang meragukan, tetapi ada pula yang percaya bahwa Gereja Setan itu
eksis. Apalagi pengalaman yang dikemukakan oleh Pdt. Billy Yohanes
sebagai Team 11 Manado Pos bersama rekannya Axel yang profesinya sebagai
wartawan bahwa di sebuah pub mereka bertemu dengan seorang gadis
berwajah drakula yang memberi peringatan untuk tidak menganggu aktivitas
mereka. Bahkan disebutkan karena marahnya, si setan menghunjamkan jarum
ke leher Axel, sehingga yang bersangkutan diduga karena trauma tidak
mau memberi keterangan lebih lanjut.
"Apakah Gereja Setan itu ada ?"
pertanyaan ini diajukan kembali oleh Pdt. Daun, tetapi dengan cepat
beliau menanggapi dengan mengatakan, "Kita tidak perlu menghiraukan,
benar atau tidak eksisnya Gereja Setan. Yang terpenting bagi kita adalah
bagaimana kita menghadapi bukan hanya Gereja Setannya, melainkan juga
setannya." Setelah itu, Pdt. Daun memberikan beberapa kiat untuk
menghadapi si setan, di antaranya:
Pertama : Jangan membuka peluang
sedikitpun kepada setan. Sebenarnya manusia yang diciptakan berdasarkan
peta dan teladan Allah, tidak mudah untuk dirasuk oleh setan; tetapi
jika diberi peluang, maka setan akan memakai kesempatan tersebut untuk
masuk. Peluang ini akan tercipta bila kita mempercayai dan bersandar
kepadanya, berhubungan dengannya, baik secara langsung maupun tidak dan
kondisi kita yang tidak stabil. Yang dimaksud dengan kondisi yang tidak
stabil adalah tatkala salah satu unsur yang ada dalam diri kita, yaitu :
rasio, emosi dan kehendak tidak berjalan atau mandek, maka waktu itu
pula akan terjadi kevacuman dan dengan cepat akan dipakai iblis untuk
masuk.
Kedua : kita harus waspada, khususnya
bagi kalangan ABG, karena kenikmatan seksual yang ditawarkan mempunyai
daya tarik yang luar biasa besarnya. Janji kebebasan tanpa batas yang
berlawanan dengan kaidah hukum moral perlu pula diwaspadai, karena janji
tersebut memang kelihatan memberi kebebasan, tetapi secara substansial
justru kita mulai kehilangan kebebasan; alias kita mulai diperbudak oleh
setan.
Ketiga, hipnotis sebagai salah satu cara menggait mangsanya untuk dijadikan anggota, tidak kalah pentingnya untuk diwaspadai.
Keempat, isu bahwa para anggota Gereja
Setan mamakai cincin berbentuk bintang yang bersisi tajam dan
berkeliaran di tempat-tempat ramai. Dengan cara licik mereka berusaha
dengan berbagai macam cara untuk melukai korban dengan cincin tersebut.
Dan darah yang melekat dicincin tersebut dipakai sebagai alat untuk
mempengaruhi orang tersebut dari jarak jauh, sehingga korban mau
menuruti segala perintah mereka.
"Sebenarnya kita sebagai orang Kristen
tidak perlu takut dengan cara-cara tersebut" kata pendeta Daun. Dengan
menyitir ayat yang terdapat di 1 Yohanes 4: 4b, beliau memberi alasan
mengapa sebagai orang Kristen tidak perlu takut, "karena apa yang ada di
dalam diri kita, yaitu Roh Kudus, lebih besar dari apa yang ada pada
diri mereka". Kami yang hadir pada waktu itu, mengaminkan ayat yang
disitir tersebut oleh Pdt. Daun. (Yop)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar