Saya
mengaku percaya akan kebenaran Alkitab dan Yesus Kristus Anak Allah,
Tuhan dan Juruselamat umat manusia, adalah melalui (atau disebabkan)
Al--Quran.
Sungguh ajaib! Tetapi memang demikianlah sebenarnya.
Saya
mendapatkan kebenaran ajaran Kristen ini, sama sekali bukanlah
disebabkan kepandaian atau kecerdasan mempelajari Alkitab terlebih
dahulu. Juga tidak disebabkan penerangan para pendeta atau Penginjil
manapun. Hal ini dapat dimaklumi, karena saya sendiri tadinya adalah
seorang Muslim, anggota/pengurus Muhammadiyah, mubaligh Islam. Dalam
tahun 1947 saya adalah salah seorang pelopor/Ketua Kongres Ummat Islam
se- Kalimantan di Amuntai, bersama-sama dengan saudara K.H. Idham
Chalid. Dalam tahun 1950-51, adalah sebagai Imam Tentera Pusroh Islam
Angkatan Darat di Banjarmasin dengan pangkat Letnan-ll. Juga sebagai
penulis Muslim dalam pelbagai majalah Islam antara lain: Mingguan Adil
di Solo, Mingguan-Risalah Jihad di Jakarta, Mingguan Anti Komunis di
Bandung, dan lain-lain. Lebih dari itu, saya adalah juga salah seorang
Anti Kristen yang agresif sejak tahun 1936 di Muara Teweh (Barito);
hingga tahun 1962 termasuk salah seorang bersimpati untuk mendirikan
Negara Islam di Indonesia, yang sekaligus bermakna Anti Kristen. Karena
itu tidak lah mungkin sama sekali bagi saya untuk dapat memahami isi
Alkitab itu secara baik dan wajar.
Alkitab, memang sudah saya
miliki sejak tahun 1936, Saya membaca Alkitab bukanlah untuk mencari
kebenarannya, melainkan hanya untuk mencari ayat-ayat yang dapat
menunjang pendirian saya sebagai seorang Muslim yang Anti Kristen, untuk
menyerang iman Kristen itu sendiri.
Sampai berumur 40 tahun, saya
adalah penghujat Jesus Kristus. Saya tidak percaya bahkan menolak
ke-Ilahi-an Jesus Kristus itu sebagai Anak Allah, Tuhan dan Juruselamat.
Pelbagai cara yang sudah saya lakukan untuk menghinakan menolak
kebenaran Jesus Kristus.
Tetapi begitu besar Kasih Allah, pada suatu saat saya dicari, dijemput dan diselamatkan.
Dalam tahun 1962, dikala saya sedang menyusun sesuatu naskah khotbah, saya membaca ayat Quran s.AI
Maidah
68, yang berbunyi: "Qul ya ahlal kitabi lastum'ala sya-in hatta
tuqiemut taurata wa! injil wa ma unzila alaikum min rabbikum.''
artinya:
"Katakanlah! hai Alhi Kitab. Kamu tidak pada agama yang sebenarnya,
kecuali apabila kamu turuti Taurat dan Injil, dan apa-apa yang
diturunkan kepadamu dari pada Tuhanmu''.
Ayat ini, bukanlah untuk
pertama kali itu saya baca, melainkan sudah ratusan kali. Tetapi pada
kali terakhir itu, Allah telah membisikan dalam roh-jiwa saya, bahwa
yang dimaksudkan "Taurat dan Injil" dalam ayat Quran itu adalah
Taurat-lnjil yang ada terdapat dalam Alkitab atau Bijbel sekarang ini.
Pikiran
saya sejak dahulu mengatakan, bahwa Taurat dan Injil yang dimaksudkan
oleh Al-Quran itu secara phisik sudah tidak ada lagi, dan isinya
sekarang telah diintisarikan dalam Al-Quran. Sedang Taurat Injil yang
ada dalam Alkitab sekarang ini, adalah yang palsu isinya sudah
diorak-arik oleh tangan manusia, dikurangi dan ditambah dan lain-lain.
Roh jiwa saya selalu mengatakan bahwa Taurat Injil itu adalah yang terdapat dalam Alkitab sekarang benar adanya.
Pikiran/otak saya selalu mengatakan: tidak yang ada sekarang adalah Taurat--Injil palsu.
Roh jiwa saya mengatakan: bahwa Taurat-Injil yang dimaksudkan itu adalah yang terdapat dalam Alkitab sekarang .
Pendapat
pikiran/otak saya sekarang bertolak belakang dengan kata hati rohjiwa
saya. Karenanya saya menjadi ragu, bimbang, mana yang benar.
Untuk
mendapatkan ketentraman, maka masalah ini saya bawa dalam sembahyang
tahjud (sembahyang tengah malam) dengan doa istiharah, yaitu suatu doa
kepada Allah memohon agar diberi petunjuk tanda-tanda kebenaran, supaya
Allah pilihkan buat saya mana yang benar satu diantara dua macam
pendapat ini.
Saya berdoa demikian:
"Ya Allah, khalik langit
dan bumi; Allah-nya orang-orang Islam, Allah-nya orang-orang Kristen,
Allah-nya orang-orang Budha, Allah-nya bulan bintang, Allahnya lembah
dan gunung-gunung, Allah semesta alam, tunjukkan tanda-tanda kebenaran
Tuhan yang disebutkan dalam Quran ini mengenai Taurat dan Injil itu.
Apakah yang dimaksud itu memang Taurat dan Injil yang sudah tidak ada,
yang sudah disarikan dalam Al-Quran. Jika memang demikian, saya mohon
agar Tuhan teguhkan hatiku untuk tidak mempelajari Alkitab itu. Tetapi
kalau sekiranya yang dimaksudkan "Taurat Injil" dalam Quran itu, adalah
memang kebenarannya itu ada di dalam Alkitab (Bible) sekarang ini, saya
mohon kiranya Tuhan bukakan hatiku untuk lebih bergairah membaca
mempelajari Alkitab itu secara jujur dan baik."
Saya tidak
meminta pilihkan kepada siapa-siapapun, tidak kepada pendeta, juga tidak
kepada alim-ulama Islam juga tidak kepada kawan-kawan saya yang cerdas
pandai, tetapi saya minta dipilihkan oleh Allah Yang Maha Tahu dan Maha
Benar itu saja, agar dalam hal ini saya mendapatkan satu pilihan yang
benar-benar ''meyakinkan kebenarannya'', menurut kehendak Allah itu
sendiri.
Saya berdoa dengan sepenuh hati, benar-benar menggantung
harap atas petunjuk Allah saja untuk memilihkan bagi saya suatu
kebenaran beragama.
Kenapa sampai begitu terarah saya memusatkan
pengharapan ini kepada Allah. Hal ini dapat dimengerti bahwa setiap
orang beragama mempunyai keyakinan akan adanya kehidupan sesudah
kematian dunia fana ini. Dalam kehidupan di alam baqa itu nanti, hanya
ada dua tempat kita berada, yaitu didalam penghukuman dukacita api
neraka, atau didalam sorga bersama Allah. Saya tidak dapat meremehkan
kehidupan ini. Kalau kita membeli mas seberat 10 gram saja yang bernilai
harganya hanya beberapa puluh ribu saja, kita sudah memerlukan
pemeriksaan dan pengujian yang begitu teliti, agar jangan tertipu dan
jangan ada penyesalan dibelakang hari, apapun pula mengenai jiwa rohani
kita yang akan datang, perlu kita berprihatin memikirkannya, memeriksa
dan menguji kebenarannya beragama yang sesuai dengan kehendak Allah
pemilik kehidupan sorga itu saja, agar kita tidak berpenyesalan
sepanjang masa karena kecerobohan kita sendiri. Saya tahu dan meyakini,
bahwa pemilik sorga dan neraka itu adalah Allah sendiri. Dan justru
itulah,
saya tidak meminta pilihkan, tidak meminta nasehat pertimbangan
manusia, baik seorang pendeta-Krisen, maupun seorang Ulama Islam karena
mereka itu semuanya adalah manusia, yang pasti tidak tahu persis tentang
akan kebenaran yang sesuai dengan kehendak Allah itu. Saya datang
kepada Allah pemilik kebenaran, pemilik sorga itu sendiri, meminta
menggantung harap, agar A!lah itu sendiri memberikan petunjuk kebenaran
dalam hal ini.
Puji Tuhan, semua pengharapan dan doa saya ini terjawab dengan baik.
Pertanda
bahwa kebenaran itu diberikan dengan segala kenyataan yang sama sekali
tidak meragukan lagi. Patut dicatat, bahwa ayat-ayat Quran selain dari
Quran s.Almaidah 68 itu, masih banyak ayat-ayat lain yang berkesan
kepada saya waktu itu antara lain juga;
Quran s.As Sajadah 23:
''Wa Laqad ataina Musa 'Ikitaaba fala takun fimiryatim min liqaa-ih ..''
(Dan sesungguhnya telah kami berikan kepada Musa Alkitab (Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu-ragu menerimanya) .
Quran s. Al Maidah 46:
''Wa
qaffainaa 'ala assyarihim bi 'Isa 'bni Maryama mushaddi qallima baina
yadaihi minat Taurati wa atai naahul Injila fieha hudan wa nurun, wa
mushaddi qallima baina yadaihi minat Tauraati wa hudan wamau' 'izhatan
lilmuttaqien.''
(artinya: Dan kami iringkan jejak mereka (nabi
terdahulu) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab Taurat. Dan Kami
telah memberikan kepadanya Kitab Injil yang ber-isikan petunjuk dan
cahaya, dan membenarkan kitab yang terdahulu yaitu Taurat, dan menjadi
petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa).
Quran s.AI Maidah 47:
Wal yachkum ahlal Injili bimaa anzala 'llahu fichi wa manllam yachkum bimaa anzala'llahu fa ulaa ika humul faasikuna.''
(artinya:
Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut
apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barang- siapa tidak memutuskan
perkara menurut apa yang diturunkan Allah maka mereka itu adalah
orang-orang yang fasik.
Quran s.AI Baqarah 62:
'Inna'lladzina
aamanu wal ladzina haduu wan naasharaa wa shaabi iena min aamana billahi
walyaumil akhl~i wa 'amila shalichan falahum ajruhum 'indrarabbihim wa
lakhaufun 'alaihim wa la hum yachzanun, ''
(artinya: Sesungguhnya
orang-orang yang percaya, orang-orang Yahudi, Nasrani dan Sabiin, siapa
saja diantara mereka yang benar-benar beriman/percaya kepada Allah, hari
kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan
mereka, dan tidak pula mereka berduka-cita).
Dan masih banyak
lagi ayat-ayat Quran yang memenunjukkan bahwa Alkitab, yaitu Taurat dan
Injil itu adalah membawa kepada jalan kebenaran sesuai dengan kehendak
Allah.
Ayat-ayat Quran inilah yang menggugah pikiran saya untuk
menyelidiki lebih jauh akan kebenaran isi Alkitab ini sebagaimana saya
katakan terdahulu, bahwa Allah telah membisikan dalam roh-jiwa saya akan
kebenaran Alkitab itu.
Pada keesokan harinya, sesudah saya
berdoa Istiharah dalam sembahyang tahjud itu, saya merasa ada perubahan
yang sangat nyata sekali. Waktu itu saya sudah memandang Alkitab itu
sebagai sahabat, tidaklah lagi sebagai musuh. Pada pagi itu saya
mengambil Alkitab untuk dibaca dengan maksud mengetahui dengan pasti isi
kebenarannya dengan baik dan jujur.
Dengan mengucapkan "Bismillahir rahmanir rahim", atas nama Allah Yang Pemurah Lagi Penyayang, saya
buka Alkitab itu.
Ayat
yang hendak saya baca dikala itu adalah Kitab Ulangan 18:15. Kenapa
ayat ini yang menjadi perhatian saya untuk dibaca pada pertama kali itu?
Karena ayat inilah yang sering bahkan selalu saya jadikan palu godam
untuk memukul iman orang-orang Kristen, baik ia seorang pendeta, maupun
penginjil, dengan maksud agar mereka mengakui dan percaya akan kehadiran
Muhammad sebagai nabi yang dinubuatkan oleh Alkitab
antara lain dalam ayat Ulangan 18: 15 ini.
Dalam
huruf yang sama, dalam kalimat yang sama, dalam bahasa yang sama, juga
dalam Alkitab yang sama, namun pengertiannya telah berubah dari
pengertian saya yang sebelumnya.
Benar-benar saya menginsyafi
sekarang, bahwa Alkitab tertutup rapat, sulit dimengerti oleh orang yang
tidak percaya tetapi sebaliknya ia menjadi terang dan mudah dimengerti
bagi mereka yang percaya, yang didalam hatinya dipenuhi oleh Rohulkudus.
Bunyi kitab Ulangan 18 : 15 itu lengkapnya demikian:
"Seorang
nabi dari tengan-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti
aku, akan dibangkitkan bagi-mu, oleh Tuhan Allahmu, dialah yang harus
kamu dengarkan".
Dulu ayat ini saya artikan merupakan petunjuk adanya
nubuat kenabian Muhammad. Karena dalam kalimat: "seorang nabi sama
seperti aku (Musa)" itu, merupakan penunjukan kepada identitas kenabian
Muhammad itu, karena:
- Musa dilahirkan dengan
beribu-bapa;Muhammadpun dilahirkan sama dengan Musa, yaitu beribu-bapa.
Tidak sama dengan Isa Almasih, yang hanya dilahirkan oleh seorang ibu,
tetapi tanpa bapa. Musa diwaktu besar -- dewasa -- nya kawin,
Muhammadpun juga waktu dewasanya kawin, sama dengan Musa. Tidak sama
dengan Isa Almasih, yang sama sekali tidak pernah kawin.
Musa
dikaruniakan anak; Muhammadpun juga dikaruniakan anak sama dengan Musa.
Tetapi Isa Almasih tidak pernah mempunyai anak, kawinpun tidak pernah.
Musa,
diwaktu tuanya mati dan dikuburkan, begitupun Muhammad waktu tuanya
mati dan dikuburkan. Tetapi Isa Almasih tidak pernah mati, melainkan
naik ke sorga, tidak dikuburkan.
Jadi nyatalah bahwa nats Ulangan 18 :
15 itu menunjukkan kebenarannya kehadiran Muhammad sebagai nabi yang
sudah dinubuatkan oleh Musa, dan sama sekali bukan untuk kehadirannya
Isa Almasih atau Jesus Kristus sebagai nabi. Kehadirannya Jesus Kristus
menurut kepercayaan Kristen adalah sebagai Anak Allah.
Tetapi
pada hari itu, waktu saya membaca ayat itu dengan perlahan-lahan serta
dalam kesungguhan hati untuk dimengerti, apa maksudnya yang sebenarnya.
Waktu saya sampai kepada kalimat "
......................................
sama seperti aku Musa)."
Rohulkudus membisikkan didalam hati (roh) saya dengan mengatakan, bahwa
kalau yang hendak kamu samakan itu adalah Muhammad dan Musa itu
sama-sama dilahirkan dengan beribu-bapa, bahkan seluruh dunia ini
manusia itu dilahirkan dengan beribu-bapa. Bukan itu yang dimaksudkan
sama disini. Jadi ciri demikian ini sama sekali tidak dapat dijadikan
ciri dari kebenarannya nubuat itu.
Begitupun juga, kalau Muhammad
dianggap sama dengan Musa, disebabkan waktu dewasanya ia kawin seperti
Musa, banyak orang didunia ini melakukan kawin-mawin. Jadi cara inipun
sama sekali tidak dapat dijadikan ciri dari kebenaran nubuat itu bagi
kehadiran Muhammad sebagai nabi yang dinubuatkan.
Kalau Muhammad
dianggap sama dengan Musa, karena dikarunia anak sebagaimana juga Musa,
inipun tidak mungkin dijadikan ciri yang menentukan kebenaran nubuat
itu, karena banyak orang didunia ini yang dikaruniai anak beranak.
Kalau
Muhammad pada akhir hayatnya mati dan dikuburka dianggap sama halnya
dengan Musa mati dan dikuburkan dianggap ciri kebenaran nubuat itu.
Inipun juga tidak dapat diterima untuk dijadikan alasan kesamaan itu,
karena semua orang didunia ini memang mati dan dikuburkan. Mati dan
dikuburkan inipun,sama sekali bukanlah merupakan ciri yang khas.
Nubuat
Musa itu memang menunjuk kepada kehadirannya Jesus Kristus, karena itu
carilah kesamaan-kesamaan Musa dengan Jesus Kristus itu dalam hal-hal
yang khas--Unik--luar biasa.
Memang banyak hal kesamaan Jesus
dengan Musa, di dalam hal-hal yang unik dan khusus yang tidak sama
dengan kebanyakan orang lain, misalnya:
* Gara-gara Musa lahir,
Firaun mengamuk, anak laki-laki berumur 2 tahun kebawah dibunuh. Sama
halnya dengan gara-gara Jesus lahir, Herodes mengamuk anak laki-laki
yang berumur dua tahun kebawah juga dibunuh. Diseluruh dunia, hanya dua
pribadi ini yang benar-benar sama peristiwanya.
* Musa dimasa
kanak-kanaknya itu berada diluar dari tanah tumpah darahnya sendiri,
yaitu berada di Mesir . Begitupun juga ada kesamaannya dengan Jesus,
bahwa dimasa kanak-kanaknya Jesus juga berada dalam pelarian di tanah
Mesir diluar dari tanah tumpah darahnya sendiri . Tidak semua
kanak-kanak mesti menyingkir ke Mesir masa kanak-kanaknya.
* Musa
sewaktu menjalankan karirnya sebagai nabi utusan Allah mendapat Kuasa
Allah yang dikenal dengan sebutan, mukjizat, begitupun juga dengan Jesus
dalam karirnya sebagai Firman yang Hidup, mendapat Kuasa Allah berupa
mukjizat penyembuhan dan menghidupkan orang mati.
* Musa membebaskan
bangsa Israel dari belenggu perbudakannya bangsa Mesir, dan Jesuspun
membebaskan bangsa Israel dari belenggu perbudakan dosa.
Maka
dengan adanya banyak bukti-bukti yang menunjukkan adanya
kesamaan-kesamaan yang unik ini, dapatlah saya menyimpulkannya dengan
keyakinan bahwa nubuat yang tersebut dalam Ulangan 18 :15 itu, bukanlah
untuk menunjuk kepada kehadirannya Muhammad sebagai nabi yang
dinubuatkan, tetapi adalah untuk menunjuk kepada kehadirannya Jesus
Kristus sebagai Juruselamat, Firman yang Hidup.
Meskipun sudah
demikian besar kasih Allah, memberikan suatu tanda kebenaran Alkitab
sebagai Kitab Ilahi itu, namun saya tidaklah lantas segera menjadi
seorang Kristen.
Kenapa! ! !
Karena masih ada hal-hal yang
belum dapat saya menerima beberapa ajaran Kristen yang menyangkut hal
keiman-an terutama saya tidak dapat mengatakan bahwa Jesus itu Anak
Allah. Karena saya sedari kanak-kanak sudah diajar dan kemudian saya
sendiri sudah mengajar, bahwa "Allah itu tidak beranak, dan tidak
diperanakkan" (................Iam yalid wa lam yulad ..)
Juga saya
tidak menyebut Jesus itu Tuhan. Karena saya sudah diajar, kemudian saya
juga sudah mengajarkan,bahwa "Tidak ada Tuhan kecuali Allah" (La ilaha
illallah).
Saya juga belum dapat memahami makna Allah Tritunggal itu.
Karena saya sudah diajar dan juga sudah mengajar, bahwa "Kafirlah orang
yang mengatakan bahwa sesungguhnya Allah.itu yang ketiga dari yang
tiga". (Laqad kafaral ladzina qalu innallaha syalisyu syalaasyaht).
Juga
saya tidak dapat menerima suatu pendapat bahwa Jesus itu memang mati di
kayu salib. Kalau Jesus itu atau Isa Almasih itu seorang nabi pesuruh
kekasih Allah, apapun pula oleh orang-orang Kristen dikatakan "Anak
Allah", begitu mudah dan leluasa orang-orang Yahudi melakukan
penganiayaan dan menyalibnya hingga mati, kenapa Allah tidak membelanya,
malah membiarkan kekasihnya atau Anak-Nya itu mati digantung orang
dikayu salib. Kalau saya melihat anak saya sendiri dianiaya orang,
bahkan mau digantung atau disalib itu, pastilah orang yang menganiaya
yang mau menyalibkan itu, akan saya tubruk habis-habisan untuk membela
anak saya itu, apapun juga yang akan terjadi. Apakah memang Allah itu
serdiri sudah tidak berwibawa terhadap orang-orang Yahudi. Peristiwa ini
waktu itu benar-benar saya tidak atau belum dapat menerimanya.
Untuk
mendapatkan penjelasan ini, memang saya sudah datang kepada beberapa
pendeta atau para penginjil untuk mendapatkan penjelasan, kenapa Jesus
disebut Anak Allah, kenapa Jesus disebut Tuhan. Apa makha pengertiannya
Allah Tritunggal itu. Kenapa Jesus Anak Allah itu mati disalib oleh
orang-orang Yahudi. Juga masalah dogma Dosa Warisan yang saya anggap
hukum Allah yang tidak adil.
Pada umumnya pendeta-pendeta ini
memang memberikan jawaban dan keterangan mengenai masalah ini, cukup
benar, tetapi bagi saya waktu itu belum dapat menerimanya
keterangan-keterangan yang diungkapkan waktu itu secara memuaskan. Hal
ini disebabkan perbedaan latar belakang yang berbeda, yang begitu jauh,
yang belum pernah ditelaah dimana sebenarnya letak perbedaan itu,dan
mencarikan kesamaan pengertian didalam hal yang berbeda itu. Mencari
titik temu kesalah fahaman pengertian yang berbeda ini perlulah
ditelaah.
Hal ini dapat saya misalkan, bahwa kalau saya waktu itu
adalah dimisalkan sebuah Radio penerimanya, dan pendeta yang dimisalkan
Zender pengirimnya. Meskipun kedua-duanya dalam keadaan baik, tetapi
karena berbeda gelombang penerima dan pengirimnya, maka pesawat
penerimanya tidak dapat menangkap suara siaran penyiarnya.
Apa
yang diuraikan oleh pendeta dan penginjil itu hanyalah terdengar masuk
kuping kiri keluar kuping kanan karena saya tidak dapat memahami persis
apa yang pendeta uraikan itu. Begitupun apa yang saya maksudkan, pendeta
itu sendiri tidak dapat menangkap secara persis apa yang saya
maksudkan, hingga penjelasannya diluar dari yang saya harapkan. Sekali
lagi saya jelaskan, bahwa hal ini bukanlah disebabkan uraian pendeta itu
salah, bukan tidak benar, melainkan karena berbeda cara berpikir dan
cara penguraiannya, menyebabkan saling tidak mengerti maksud
masing-masing.
Tetapi saya sama sekali tidak berputus asa.
Saya
tetap berkeyakinan, bahwa kalau untuk pertama kalinya Allah sudah
menolong saya, memilihkan kebenaran bagi saya, tentulah Allah akan tetap
bukakan jalan bagi saya, pastilah Allah akan memberikan Roh.
kebenaranNya kepada saya untuk mengerti sepenuhnya apa yang menjadi batu sandungan saya itu. Karena itu saya selalu berdoa:
"Tuhan,
tolonglah kiranya agar Tuhan sendiri mengungkapkan kebenaran apa yang
dimaksudkan perkataan "Anak Allah" dan sebutan ''Tuhan'' bagi Jesus
Kristus. Begitupun juga saya mohonkan agar Tuhan mengungkapkan makna
pengertian Allah Tritunggal dan Rahasia Salib bagi Jesus Kristus itu.
Kalau Tuhan sudah berikan pertanda bahwa Alkitab itu adalah benar Kitab
Ilahi, maka pastilah semua yang menjadi batu sandungan saya ini akan
Tuhan ungkapkan pengertiannya melalui Alkitab, sebagai Firman Allah yang
tidak pernah berubah dari dahulu hingga sekarang, bahkan
selama-lamanya, sampai pada kesudahan alam."
Memang !!!
Untuk kesekian kalinya Tuhan menolong saya dengan roh kebenaranNya yaitu Rohulkudus yang bekerja di dalam hati saya.
Bagaimana
pertolongan Allah mengungkapkan semua batu sandungan saya itu, baiklah
pada kesempatan ini akan saya jelaskan seluruhnya sebagai berikut:
1. JESUS DISEBUT ANAK ALLAH
Dalam Injil Yohannes 1: 1 dan 14 dikatakan demikian:
"Pada
mulanya adalah Firman: Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman
itu adalah Allah". (ayat-1 ) "Firman itu telah menjadi manu- sia dan
diam diantara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan
yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih,
karunia dan kebenaran. (ayat :14).
Dalam nats ayat ini terungkaplah
bahwa makna Jesus itu disebut "Anak Allah". ialah dari hal Firman Allah
yang telah menjadi daging dalam kelahiran Jesus Kristus. Dengan lain
perkataan juga Jesus dikatakan "Firman yang Hidup 'sebagaimana
disebutkan da!am 1 Yohanes 1
Jadi jelaslah bahwa Jesus disebut Anak
Allah, bukanlah bermakna Allah beranak secara biologis sebagaimana
sering diartikan orang, bahkan sayapun berpendapat demikian pada
mulanya, meiainkan Firman Allah itu telah dinyatakan didalam kelahiran
Jesus orang Nazaret atau Almasih Isa Ibnu Maryam.
Pengertian nats Alkitab disaksikan kebenarannya oleh Muhammad sendiri yang mengatakan:
"Isa
faa innahu Rohullah wa Kalimatuhu'- (Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan
Firman-Nya). (Hadits Anas bin Malik--Mutiara Hadits halaman 353).
Quran s.An Nisaa 171 mengatakan:
"Innamal Masihu 'Isa bnu Maryam~ Rasululahi wa Kalimatuhu alqahaa ila Maryama wa Rohu, minhu..-'
(Sesungguhnya
Almasih Isa ibnu Maryam itu, adalah utusan Allah dan Firman-Nya yang
ditumpahkanNya kepada Maryam dan Roh daripadaNya)-
Mengenai kata
''Kalimat" atau Firman Allah yang menjadi jasad Jesus ini, Drs.
Hasbullah Bakry dalam bukunya yang berjudul-"Nabi Isa dalam Al-Quran
enz" halaman 109 mengatakan:
"Nabl Isa disebut sebagai Kalimah Allah
(Firman Yang Hidup--pen), disebabkan dia adalah penjelmaan dari pada
Firman Allah yang ditujukan kepada Maryam untuk mengandung Nabi Isa".
Karena
itu sekarang saya sama sekali tidak akan ragu lagi untuk mengatakan
bahwa Jesus itu "Anak Allah", yaitu merupakan Firman Yang Hidup.
Kalau
dahulunya saya menyangkal menyebut Jesus itu "Anak Allah", adalah
disebabkan mengartikan "Anak" disini secara biologis, secara
kemanusiawian.
Nats Al-Quran s.Al Ikhlas yang mengatakan: "
..................Dialah Allah Yang Esa ...tidak beranak dan tidak
diperanakkan .." yang sering dikemukakan oleh para mubaligh Islam dikala
itu, sebagai dalil untuk menolak bahwa Allah itu mempunyai anak
sebagaimana halnya iman Kristen dengan penyebutan ''Yesus Anak
Allah''.Sebenarnya ajaran Kristen sendiri dapat menerima sepenuhnya
mengaminkan sepenuhnya ayat Quran ini, karena ajaran Kristen sendiri
sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa "Allah itu punya anak" dalam
pengertian secara biologis, yang oleh Quran itu disebut dengan Istilah
"walad".
Adapun Jesus disebut "Anak Allah" adalah dalam
pengertian mutasyabihat, yaitu Firman Allah yang Hidup didalam Jesus
Kristus,- bukan dalam pengertian "walad", melainkan dalam pengertisn
"ibn".
Dalam masalah ini saya ingin meyakinkan, bahwa tidak ada satu
ayatpun dari Al-Quran secara tegas menolak ajaran Alkitab diatas
mengenai sebutan "Anak Allah" bagi Jesus Kristus. Yang Al Quran tolak
adalah jika Jesus dianggap Anak Allah dalam pengertian walad, yaitu anak
secara seksuil biologis kemanusiawian.
2. JESUS DISEBUT "TUHAN"
Kenapa
Jesus disebut "Tuhan". Sebagaimana sudah saya jelaskan terdahulu, bahwa
saya sama sekali tidak sanggup mengatakan "Jesus itu Tuhan", atau
mengatakan "Tuhan Jesus". Karena sedari kecil saya diajar dan kemudian
saya mengajar bahwa"La ilaha illallah'- (tidak ada Tuhan kecuali Allah).
Apakah
Jesus disebut Tuhan, karena Dia dilahirkan tidak berbapa? Tidak! Karena
Adam juga dilahirkan tidak berbapa bahkan tidak beribu, Adam tidak
pernah disebut "Tuhan".
Atau, apakah karena Jesus berbuat mukjizat?
Inipun juga tidak. Karena Musa pun juga banyak berbuat mukjizat, Musa
tidak pernah disebut Tuhan.
Apakah disebabkan Jesus dapat
menyembuhkan penyakit kusta dan menghidupkan orang mati. Inipun juga
tidak. Karena Elisapun dapat menyembuhkan orang penyakit kusta ddn
menghidupkan orang mati, Elisa tidak disebut Tuhan.
Atau apakah Jesus disebut Tuhan, karena Dia mikraj naik ke sorga, Eliapun mikraj naik kesorga, Elia tidak disebut Tuhan.
Kalau begitu, apa sebabnya Jesus itu disebut Tuhan.
Jesus
disebut Tuhan, natsnya dapat saudara hayati sebagaimana yang telah saya
uraikan terdahulu, yaitu terdapat dalam Injil Yohanes 1 :1 dan 14,
bahwa Firman atau Allah itu telah menjadi manusia dalam kelahiran Jesus
Kristus. Karena itulah dalam 1 Yohanes 1:1 dikatakan juga, bahwa: Jesus
adalah "Firman yang Hidup".
Dalam kata lain sering dipergunakan istilah "Allah telah menjelma jadi manusia".
Kata
"menjelma" atau kata dunia apa saja, yang dikaitkan dengan "Allah",
tidak boleh diterjemahkan atau diartikan secara arti kamus atau arti
dunia.
Misalnya: "Allah ada", Manusia juga ada. Kata "ada" yang
dikaitkan dengan Allah, berbeda makna pengertiannya dengan kata "ada"
yang dikaitkan dengan manusia.
Ada bagi Allah, berbeda struktur-nya
denyan ada bagi manusia. Ada bagi Allah, adalah karena ada dengan
sendirinya, zat wajibal wujud, tetapi ada bagi manusia adalah karena
diadakan--diciptakan.
Begitupun juga halnya dengan kata "menjelma" bagi Allah, tidak boleh diterjemahkan--diartikan--secara kamus bahasa dunia.
Menurut
kamus bahasa dunia, kalau kucing menjelma jadi gajah, bermakna
kucingnya hilang, yang ada hanya gajah. Kalau batu menjelma menjadi
emas, maka batu sudah tidak ada, yang ada hanyalah emas.
Semuanya ini
adalah pengertian "menjelma" menurut kamus bahasa dunia yang berlaku.
Tetapi kata"menjelma" yang dikaitkan dengan Allah, tidaklah demikian
pengertiannya. Menjelma yang dikaitkan kepada Allah tidak membawa
perubahan, karena Allah itu tidak berubah (Malaekhi 3: 6). Allah
menjelma jadi manusia, tidaklah bermakna Allah sudah tidak ada, yang ada
hanyalah manusia. Pendapat demikian memang tidak benar. Ingat! Allah
itu tidak berubah. Allah menjelma jadi manusia, maka A!lah tetap ada,
dan manusiapun juga ada. Jadi kata "menjelma" kita pergunakan hanyalah
merupakan kata analogi, kata yang diserupakan saja, yang diandaikan
saja, namun tetap tidak diartikan secara karnus bahasa dunia, bahasa
sehari-hari.
Allah menjelma jadi manusia, bermakna Allah telah
menyatakan dirinya,; menyatakan wujudnya, mewahyukan karyanya dan
lain-lain dalam pribadi manusia yang nampak itu, dalam hal ini didalam
Jesus Kristus. Hal ini dapat kita hayati apa yang diucapkan Jesus.
"bahwa Bapa didalam Aku dan Aku didalam Bapa". (Yoh. 10: 38b)
"Aku dan Bapa adalah satu" (Yoh. 10:30)
"Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa". (Yoharies 14: 9b).
Rasul Paulus mengatakan :
"Sebab dalam Dialah (Jesus, penl, berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an." (Kolose
2:9).
Nats kedua yang menyatakan bahwa Jesus itu ''Tuhan'', dapat kita baca dalam Matius 28:18, Jesus berka-
ta: "KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.''
Rasul Paulus mengatakan:
"Dialah (Jesus, pen), kepala semua pemerintah dan penguasa." (Kolose 2:10).
Makna
perkataan atau istilah "Tuhan", dalam bahasa aslinya Yunani adalah:
Kyrios. Bahasa Ibrani: Yehova. Bahasa Inggeris Lord, Bahasa Arab, Rabb,
yang kesemuanya itu bermakna ''penguasa''
Allahu Rabbul 'alamin,
artinya: Allah Penguasa (Tuhan) semesta alam. " ...innallaha ja'ala
Yasu'a hadza'lladzi shalabtumuhu antum Rabba wa
Masichan".....sesungguhnya Allah telah menjadikan Jesus yang kamu
salibkan itu Tuhan dan Kristus". (A'malul-Rasuli--Kis. 2:36). Disini
jelas ada perbedaan antara istilah ''ALLAH'' dan istilah "TUHAN". Allah
dan Tuhan memang satu. Tidak ada sesuatu apapun yang disebut Tuhan,
kecuali hanya Allah. Namun kedua macam sebutan itu berbeda.
ALLAH, dalam bahasa Ibrani dikatakan E'loah atau El'ohim bahasa Grika: Theo. Bahasa Inggris: God, Bahasa Arab: Allah.
Merupakan wujud pribadi atau Oknum alkhalik, pencipta semesta alam.
TUHAN
dalambahasalbrani : Yahova bahasa Grika dikatakan Kyrios. Bahasa
Inggeris; Lord. Bahasa Arab: Rabb. Bahasa Indonesia: Tuhan. Bermakna :
Penguasa merupakan fungsionil Allah, kewibawaan Allah.
Ke-Tuhan-an
Allah, atau kewibawaan Allah, dalam Kristologi ada tiga, yaitu: 1)
Mencipta, (2) Berfirman, dan (3). Membimbing, memberi taufik dan
hidayaht. Ke-Tuhan-an Allah berfirman, dan ke-Tuhan-En Allah membimbing
ada di dalam Jesus Kristus pribadi. Dan itu- lah sebabr ya Jesus
dikatakan "Firman yang Hidup" dan "Juruselamat".
Jesus sebagai
Firman yang Hidup melaksanakan keTuhan-an Allah berfirman dan
penyelamat, dan itulah pula sebabnya Jesus dijadikan "Tuhan' oleh
Allah.(Kis. 2:36, Kolose 2 :10). Alkitab mengatakan: " ..dilimpahkan
kuasa seluruhnya baik yang dibumi maupun yang disorga kepada Jesus."
(bacalah lengkapnya Matius 28:1Cool!
Tuhan Jesus, bermakna bahwa
Jesus penguasa, yang berkuasa menyelamatkan dengan sempurna, Jesus
Juruselamat kita semua, Firman yang Hidup.
Jesus memperingatkan:
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6).
Patut
dicatat, bahwa yang menjadi batu sandungan saya tidak dapat menyebut
Jesus itu Tuhan, adalah karena saya sudah diajar dan mengajar, bahwa:
"La ilaha illallah" (Tidak ada Tuhan, kecuali Allah).
Terjemahan ini
kurang tepat. Tepatnya terjemahan makna: "La ilaha illallah" itu, ialah:
'Tidak ada ilah kecuali Allah". Jika demikian, maka sama sekali tidak
bertentangan dengan Alkitab. Karena dalam Keluaran 20: 3 dikatakan
demikian: Jangan ada padamu Allah (ilah) lain dihadapanKu". Karena itu
dapat saya tegaskan bahwa ke Tuhan-an Jesus itu tersimpul dalam
kesaksian Muhammad yang
mengatakan 'Isa faa innahu Rohullah wa Kalimatuhu': (Jesus itu sesungguhnya Roh Allah dan Firman-Nya).
3. TAUHID KRISTIANI
Tauhid
Kristiani, istilah ini memang terasa asing kedengarannya, karena memang
jarang dipergunakan dalam istilah-istilah Theologia Kristen.
Tauhid Kristiani, bermakna ajaran Kristen untuk mengenal pengertian ke-Esa-an Allah Tritunggal.
Ke-Maha-Esa-an
Allah Tritunggal yang menjadi iman Kristen ini sering diperdebatkan
orang, yang pada umumnya masih kurang difahami oleh saudara-saudara kita
yang berlatar belakang pendidikan Islam.
Allah Yang Maha-Esa
----------------------------
Setiap
orang Muslim, berkeyakinan akan adanya Allah Yang Maha Esa, yang
dikenal dalam Ilmu Tauhid Islam adalah merupakan masalah yang tidak
mungkin dapat dirobah, apapun pula untuk dihapuskan.
Sementara itu,
dalam kepercayaan Agama Kristen, juga mempunyai keyakinan yang sama.
Ucapan orang-orang Kristen selalu mengatakan adanya ke-Tuhanan Yang
Maha-Esa, atau Allah Yang Maha Esa.
Timbul pertanyaan, apakah pandangan Islam dan Kristen mengenai pengertian Ke-Maha-Esa-an Allah ini memang sama?
Ya,
memang sama. Dalam ajaran Agama Islam, ke-Esa-an Allah ini dijelaskan
dalam Quran antara lain Q.S. Al Ikhlas 1, Qs.AI Baqarah 163, QS.
Almaidah 73 b, dan lain-lain.
Sementara itu juga dalam Alkitab diuraikan tentang ke Maha-Esa-an Allah ini, antara lain:
Yesaya 45:5 Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain, kecuali Aku tidak ada Allah".
Yohanes
17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau,
satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Jesus Kristus yang telah
Engkau utus".
1 Kor 8:4b.........dan tidak ada Allah lain dari pada
Allah Yang Esa". 1 Kor 8:6 ".......bagi kita hanya ada satu Allah saja,
yaitu Bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu yang untuk Dia kita
hidup........"
Melihat kepada kenyataan nats Alkitab ini, maka
saya sarma sekaii tidak bimbang lagi, bahwa pendirian saya atau
keyakinan saya sendiri dahulu sebagai Muslim, dan sekarang ini sebagai
seorang Kristen, sama sekali tidak membawa perubahan-perubahan
sedikitpun tentang Tauhid ke-Esa-an Allah itu . Dengan lain perkataan,
bahwa meskipun saya dewasa ini menyatakan diri pribadi saya sebagai
orang Kristen, namun tidaklah berarti telah meninggalkan ajaran Tauhid
atau menolak kebenaran keMaha-Esaan Allah itu, malah saya merasakan
lebih memurnikan
Jadi dapat saya yakinkan bahwa tidaklah benar
duga-dugaan orang bahwa agama Kristen itu adalah memperkosa ajaran
Tauhid, menolak ke-Maha Esa-an Allah. Malah saya dapat meyakinkan, bahwa
ajaran Kristen itu, sunguh-sungguh memurnikan pengajaran Tauhid
keMaha-Esa-an Allah. Tauhid Kristiani sungguh murni dan terunggul.
Masalah ini dapat kita uji. Dan silahkan memperhatikan uraian Masalah syirk dibawah ini.
Masalah Syirik
-------------------
Dalam
ajaran Islam, masalah syirk adalah merupakan hal yang perlu
diperhatikan dengan seksama, agar pengakuan ke Maha Esa-an Allah itu
tidak bercacat. Demikian pun juga dalam ajaran Kristiani Masalah ini
perlu diperhatikan.
Syirk, dalam ajaran Islam adalah merupakan dosa
yang tidak terampunkan. Sebab itulah mengenai masalah Syirk ini sangat
menjadi perhatian saya yang sungguh dalam usaha perbandingan agama ini,
selalu saya telaah dengan seksama, apakah dalam ajaran Kristen itu
sendiri terdapat unsur syirk ini.-
Mula pertama saya menemukan
satu nats Alkitab yang berbunyi: "Jangan ada padamu Allah (ilah) lain
dihadapanKu. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun
..Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya." (Keluaran
20:3-5)
Dalam Surat 1 Yohanes 5:21 memperingatkan "Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala."
Mengenai
masalah berhala ini haruslah ditetapkan bagaimana sesuatu benda itu
disebut "berhala" Sebab bukan setiap patung dikatakan berhala, Semua
benda-benda itu akan menjadi berhala atau sudah diberhalakan, jika
terhadapnya orang melakukan sesuatu ibadah, bersujud serta
menggantungkan harap berdoa kepadanya.
Termasuk syirk-lah juga
hukumnya, yang mempercayai adanya ilmu-ilmu ghaib dukun-dukun peramal
nasib, penenung-penenung dengan pelbagai cara/sarana mantera dengan
alat-alat kemenyan dan pedupaan sebagai sarana pemanggil atau pengantar
roh-roh orang mati.
Alkitab dengan tegas sekali memperingatkan, agar
kita jangan melibatkan diri, melainkan hendaklah menjauhinya dari ilmu
pedukunan ini, seperti yang tersurat dalam Kitab Ulangan 18: 10-13 yang
bunyinya demikian:
"Diantaramu janganlah didapati seorangpun yang
mempersembahkan anaknya laki-laki atau perempuan sebagai korban dalam
api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang
penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera ataupun seorang yang be
tanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk
kepada orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adahh
kekejian bagi Tuhan, dan oleh karens kekejian inilah Tuhan Allahmu
menghalau mereka dari hadapanmu. Haruslah engkau hidup dengan tidak
tercela dihadapan Tuhan Allahmu". (Ulangan 18:10-13)
Mengenai masalah syirk ini dapat saya simpu!kan, bahwa:
1.
Agama Kristen mutlak mengakui bahwa Allah itu Esa. Hanya kepada Allah
yang Esa itulah saja setiap orang wajib menyembah dan berbakti. Berbuat
lain daripada itu adalah dosa yang berat.(Baca: Lukas 4:8, Matius 4:10,
Ulangan 6:13, Yosua 24:14-15, dan lain-lain.
2. Dalam merealisasi
ke-Esa-an Allah ini, ajaran Tauhid Kristiani, tidak membenarkan adanya
ilah-ilah lain dihadirat Allah berupa apapun juga, seperti patung-
patung ukiran dalam segala bentuk, berhala-berhala berupa bangunan atau
batu-batu buatan manusia atau pun alamiyah, meskipun dengan sebutan
ka'bah baitullah sekalipun, baik berwarna putih, merah ataupun hitam,
tidaklah dibenarkan untuk bersembah sujud di hadapan atau di bawahnya
sebagai suatu ibadah kebaktian. (Bacalah: Keluaran 20:3-5).
3.
Seorang Kristen yang baik menurut Alkitab, ia akan menjauhkan diri dari
berbuat atau mempercayai ramalan-ramalan atau mantera-mantera para
dukun, jimat-jimat, meskipun terbuat dari Kitab Suci apa saja,
pembakaran dupa dan kemenyan sebagai pemanggil dan penolak roh-roh yang
mati dan lain-lain. Ia haruslah bebas dari ketakutan pengaruh tahyul,
roh-roh kegelapan. (Bacalah: Ulangan 18:10-13).
4. Seorang Kristen
Alkitabiyah tidak usah takut, bahkan tidak akan khawatir dengan
pengaruhnya roh-roh jahat atau sesuatu yang dapat ditafsirkan sebagai
kekuatann-kekuatan ghaib, kuasa gelap. Dalam banyak hal Alkitab telah
menyatakan bahwa kuasa Kristus me- nundukan semua daya roh-roh jahat dan
takluk kepadanya maka sudah seharusnya juga roh-roh jahat itu takluk
kepada orang-orang Kristen pengikut Kristus (Bacalah: Yohanes 14: 12,
Markus 16:17, dan lain-lain) .
5. Orang-orang Kristen tidak akan
memandang benda-benda tertentu, misalnya batu cincin, keris, jimat dan
lain-lain sejenisnya seolah-olah memiliki ke-ampuhan ghaib istimewa.
Keampuhan istimewa bagi ajaran Kristen hanyalah Roh Allah:yaitu
Rohulkudus (Baca: Roma 14:17-18 dan lain-lain.).
6. Baik ketakutan,
rasa-gelisah, rasa kuatir, maupun keperluan-keperluan hidup lainnya,
bagi setiap orang Kristen, adalah suatu hal yang yang perlu dibawa
kehadirat Allah dengan doa, karena hanyalah Dia saja yang dapat memahami
keperluan-keperluan kita yang sebenarnya dan dapat memenuhi Doa kita.
(Maz. 5:3, Mat 6:25-34; Mat 7:7-Cool.
Bukan kepada kubur-kubur keramat, bahkan juga tidak kepada kubur-kubur para nabi sekalipun.
Akhirnya dengan sadar, dapatlah saya meyakini dan percayalah, bahwa inilah Tauhid Kristiani..Tauhid yang terunggul dan termurni.
4. ALLAH TRITUNGGAL MAHA ESA
Sebelum
saya menerima pertobatan dalam Jesus Kristus memang masalah doktrin
Tritunggal ini menjadi sandungan. Bahkan menjadi sandungan banyak orang.
Halnya adalah hanya disebabkan salah mengerti memahami ajaran iman
Kristiani ini.
Ajaran dan kebenarannya pengertian "Allah Tritunggal"
itu telah saya ketemukan, yang sama sekali tidaklah memperkosa makna
Tauhid ke-Esa-an Allah itu sendiri.
Quran s.AI Maidah 73 yang
mengatakan: "Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan
bahwasanya Allah yang ketiga, dari tiga."(teks aslinya: Laqad kafaral
ladzina qaalu innal laha syalisyu syalaasyht ..........." Juga Quran
s.An Nissa 171c mengatakan:
"Janganlah kamu katakan Allah itu Tiga" (wa la taqulu syalasyht).
Ayat-ayat
Quran ini sering dikemukakan oleh saudara-saudara kita yang beragama
Islam, termasuk saya sendiri waktu dulu, sebagai dalil untuk menolak
faham Tritunggal yang dianut oleh iman orang-orang Kristen.
Ayat-ayat
Quran ini jelas menolak faham Tritheisme (ke-Tiga Allah-an) dan
bukanlah menolak faham-Allah Tritunggal (Trinitas) ajaran imannya
orang-orang Kristen.
Bagi orang Kristen ayat Quran ini sangat
dihargai karena ajaran Kristen juga menentang setiap faham dalam bentuk
Polytheisme dalam mana termasuk faham Tritheisme ini, yaitu faham
ke-rlga Allah-an. Disamping itu, ajaran Kristen juga menentang
faham-faham Atheisme Pantheisme.
Alkitab telah menggariskan
kepercayaan kepada Allah itu demikian: "Shema Israel! Dengarlah olehmu
hai Israel; sesunggunnya Tuhan, Allah kita. Tuhan itu Esa adanya."
Ulangan 6:4
Dalam Kitab Yesaya 45:5 dikatakan: "Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain. Kecuali Aku tidak ada Allah."
Dalam
Injil Yohanes 17:3 dikatakan: "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa
mereka mengenai Engkau satu-satunya Allah yang Benar, dan mengenal
Jesus Kristus yang telah Engkau utus."
Tidak ada kemungkinan barang
sedikitpun, bahwa pengakuan Allah Tritunggal itu, berlawanan dengan
keMaha Esa-an Allah Yang Maha Esa itu, bukanlah berarti Tiga Allah
bersatu dalam satu kesatuan, sebagaimana sering ditafsirkan orang.
Rumus Allah Tritunggal sering dituliskan orang dengan angka: 1 = 3, 3 = 1, bermakna sebagai berikut:
1
= 3, yaitu SATU zat Allah, didalam TIGA Qudrat Kuasa Allah, (Tiga
Qudrat Kuasa Allah itu, ialah: (1 ) Mencipta, (2) Berfirman, dan (3)
Bertindak, (Menolong, membimbing, memberi taufik, dan hidayah).
Mencipta, dengan kata lain disebut ''Bapa''. Berfirman, dengan kata lain
disebut "Anak". Membimbing, dengan kata lain disebut "Rohulkudus".
3= 1, yaitu TIGA oknum Ilahi (Bapa, Anak dan Rohulkudus), adalah SATU wujud zat Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
Uraian lebih lanjut yang dimaksudkan Allah Tritunggal itu dapat dijelaskan lagi sebagai berikut:
(1)
ALLAH alkhalik, dengan kata lain disebut "Bapa" adalah sebagai pencipta
semesta alam, (sebanding dengan kata sifat "Qadirun = Berkuasa" dalam
ajaran Islam).
(2) FIRMAN, dengan Kata lain disebut "Anak" yang telah
jadi jasad manusia dalam kelahiran Jesus, sebagai Firman yang hidup,
untuk menyampaikan hukum-hukum Allah, kehendak-kehendak Allah,
menyatakan janji-janji Allah, dan lain-lain kepada umat manusia,
berbicara dalam bahasa manusia. (Sebanding dengan sifat "Muridun =
Berkehendak" dalam ajaran llmu Tauhid Islam).
(3) ROH ALLAH, dengan
kata lain disebut "Rohulkudus", yang memberi Taufik dan Hidayaht
(pertolongan dan bimbingan Roh Kebenaran) kepada umat yang percaya dan
bertakwa kepadaNya. (Sebanding dengan sifat : "Hawun = Hidup" dalam
ajaran Islam).
Ketiga unsur diatas ini (Bapa, Anak/Firman dan
Rohulkudus) digambarkan masing-masing sebagai oknum (sebanding dengan
istilah "Sifat" dalam ajaran Islam) adalah Esa dalam wujud zat Allah,
yang tidak terpisahkan satu sama lainnya, sama kuasanya sama kekalnya
tidak ada yang terdahulu atau terkemudian diantara satu dengan yang
lain.
Bapa, Anak/Firman dan Rohulkudus, dapat diucapkan dalam sepatah
kata, yaitu: "ALLAH". Dalam Alkitab berbahasa Arab dikatakan: "Bismil
Ulbi wal ibni wal Ruhulqudusi (Dengan nama Bapa dan Anak dan
Rohulkudus). Aba, Ibni, Rohulkudusi = Allah. Dalam bahasa Arab dapat
dibaca ringkas: "Bismillah'. Kata Bismillah ini mengandung unsur ke-Tri-
tunggal-an iman Kristiani.
Dengan susunan kalimat bentuk lain masih dapat dijelaskan lagi sebagai berikut:
1. ALLAH disebut"Bapa", adalah dalam aktivitasNya sebagai alkhalik, pencipta semesta alam, Maha Kuasa. (Qadirun = Berkuasa).
2.
ALLAH itu juga, disebut "Anak" atau dengan kata lain disebut "Firman"
(Yoh. 1:14), atau "Firman yang Hidup" (1 Yoh. 1:1), adalah dalam
aktivitasNya sebagai pemberi amaran/perintah menetapkan huku, menyatakan
kehendak, menyatakan janji-janji Allah kepada umat manusia. Anak atau
Firman ini telah menjadi daging dalam rupa manusia, yaitu kelahirannya
Jesus Kristus (muridun= berkehendak).
3. ALLAH yang itu juga, bukan
Allah yang lain lagi, dikatakan "Rohulkudus" atau Roh kebenaran, adalah
dalam aktivitasnya sebagai pemberi Taufik dan Hidayaht, memimpin rohani
orang-orang Kristen membawa kepada kebenaran, hidup yang kekal (Hayyun =
Hidup).
Sebab itu dengan penyebutan "Allah Bapa" atau "Allah
Anak", ataupun "Allah Rohulkudus", tidaklah sama sekali menunjuk kepada
makna jumlah banyaknya tiga Allah, meskipun terjadi tiga kali disebut
nama Allah, namun Allah itu adalah tetap hanya Esa, tidak lebih.
Penyebutan yang berbeda, hanyalah sekedar menunjukkan adanya perbedaan aktivitas, yaitu:
a. disebut "Bapa" atau "Allah Bapa" adalah sebagai alkhalik, pencipta semesta alam, yang Maha Kuasa (Qadirun) .
b. disebut "Anak" atau "Allah Anak" adalah sebagai Firman yang hidup, berbicara kepada manusia dalam bahasa manusia (Muridun).
c.
disebut "Rohulkudus" adalah sebagai pemberi Taufik dan Hidayaht,
pembimbing rohani umat manusia yang percaya, hidup dalam Roh Kebenaran
(Hayyun).
Jadi jelaslah kiranya, bahwa ke-Maha-Esa-an Allah
Tritunggal didalam iman Kristen, sama sekali tidaklah berarti memperkosa
ajaran Tauhid, dan tidaklah juga diartikan sebagai satu kesatuan yang
terdiri dari beberapa Allah atau beberapa Tuhan, seperti sering disalah
tafsirkan orang.
Al-Quran sama sekali tidak menentang atau menolak
akan pengertian Allah Tritunggal iman Kristen ini. Yang ditolak oleh
Quran seperti yang disebut dalam Qs. Al-Maidah 73 itu, ataupun Qs. An
Nisaa 171, adalah faham ke-Tiga Allahan atau Tritheisme. Ajaran
Kristenpun menolak faham Tritheisme atau ke-Tiga Allah-an ini.
Sebab itu yakinlah bahwa tidak ada satu ayatpun Quran menentang "Allah Tritunggal" iman Kristen ini.
5. KEMATIAN DAN KEBANGKITAN JESUS KRISTUS
Quran surat.An Nisa 157 mengatakan:
"-dan
karena ucapan mereka: 'Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih Isa
anak Maryam seorang Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan
tidak menyalibnya, melainkan orang yang diserupakan dengan dia.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih faham tentang (pembunuhan) Isa
itu benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu."
Nats
Quran ini, dipergunakan pada umumnya oleh para mubaligh Islam termasuk
saya sendiri waktu dulu dalam kedudukan saya sebagai seorang mubaligh
Islam untuk menolak kebenarannya Jesus Kristus itu mati di kayu salib.
Saya
waktu itu berpendapat, bahwa tidak mungkin seorang kekasih Allah yang
menjadi rasul-Nya itu, Allah sendiri- 'tidak memberikan perlindungan
barang sedikitpun, malah membiarkan Isa Almasih (Jesus Kristus) itu mati
diatas kayu salib. Apapun pula seperti yang dikatakan orang-orang
Kristen itu, bahwa Jesus itu adalah Anak Allah, tidak mungkin kalau
Allah Bapa, tidak memberikan perlindungan barang sedikitpun.
Setelah
saya meyakini bahwa Alkitab itu ditunjang kebenarannya oleh Al-Quran
sebagaimana saya-telah diilhami dengan ayatnya Qs. Al Maidah 68 dan
lain-lain itu, maka masalah "Kematian Jesus dikayu salib" ini, perlu
saya tinjau kembali, diselidiki secara jujur, baik dari apa yang ditulis
dalam Quran itu, maupun apa yang diwartakan dalam Alkitab,
Maka akhirnya dapatlah saya menarik suatu kesimpulan yang meyakinkan sebagai berikut:
1.
Menurut Quran tersebut, ternyatalah bahwa memang telah terjadi
peristiwa "seseorang telah disalib dan mati' tetapi tidak dipastikan
siapa yang mati itu.
Quran menyangkal bahwa yang mati itu adalah Isa
Almasih, atau Jesus Kristus. Ada yang mengatakan bahwa yang disalib dan
mati itu, adalah Yahuza atau Yudas.
2. Menurut Quran itu juga
dikatakan bahwa ada orang-orang memang mengatakan dengan yakin. bahwa
sesungguhnya mereka telah "membunuh Jesus" itu.
Sekarang saya harus mencari keterangan yang meyakinkan, siapakah sebenarnya yang disalib dan mati itu, Jesus atau orang lain.
Untuk
mendapatkan keterangan ini, kita haruslah mencari bukti suatu
dokumentasi sejarah yang objektip. Hal ini adalah Alkitab, merupakan
dokumentasi yang terbuka yang dapat menjadi bahan informasi.
Cerita
mengenai kematian Jesus di kayu salib itu, terdapat dalam empat Injil
yang masing-masing ditulis oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
Kesaksian dari 4 penulis Injil ini adalah merupakan kesaksian mata yang
mereka lihat dan alami sendiri. Kalau kita berpijak kepada ketentuan
hukum bahwa kesaksian 2 atau 3 orang yang melihat sendiri dalam sesuatu
peristiwa, sudah cukup bahwa sesuatunya itu diteguhkan sebagai hal yang
benar secara hukum. (Ulangan 17: 6--7). Sebab itu kesaksian dari 4
penulis Injil ini yang mereka masing-masing melihat sendiri tentang
benarnya terjadi itu peristiwa Jesus disalib dan mati, adalah merupakan
kesaksian yang benar dan syah serta meyakinkan kebenarannya dapat
dipercaya, dibandingkan dengan kesaksian Al-Quran atau Muhammad yang
ditulis sesudah enam abad kemudian dengan hanya merupakan dugaan-dugaan
yang tidak meyakinkan, karena memang tidak menyaksikan sendiri.
Kesaksian
yang lain dapat juga ditambahkan, bahwa waktu Jesus dinyatakan mati
oleh kepala pasukan, maka Yusuf Arimatea datang kepada Pontius Pilatus
untuk meminta mayat tersebut untuk dikuburkan. Permintaan itu dikabulkan
(Markus 15:41-46). Seandainya yang diturunkan dari Salib itu bukan
Jesus, pastilah Yusuf Arimatea menolaknya atau memberikan keterangan
ketidak benarannya itu.
Bukti lain lagi, adalah orang-orang
Yahudi meminta kepada Pontius agar kuburan Jesus dijaga. Permintaan
inipun dikabulkan. Seandainya yang dikuburkan itu bukan Jesus, tidaklah
mungkin orang-orang Yahudi itu menjagai kuburanNya-itu. Hal ini terjadi,
karena Jesus pernah mengatakan bahwa pada hari ketiga Ia akan bangkit
hidup kembali diantara orang mati.
Bukti lain lagi, bahwa jika
sekiranya yang disalib itu bukan Jesus, tidaklah mungkin Ia dapat
mengeluarkan kata-kata yang penuh kasih sebagai aslinya tabiat Jesus,
misalnya: "Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat dan kalimat: "Sudah Genap" (Tetelestai). Ini semua membuktikan
bahwa yang mati tersalib itu tidaklah lain daripada Jesus Kristus
sendiri.
Dengan demikian, maka sampailah saya kepada kesimpulan
yang meyakinkan bahwa "yang disalib dan mati" seperti yang diwartakan
dalam Quran s. An Nisaa 157, tidaklah diragukan lagi, ialah
Jesus-sendiri, bukan orang lain, bukan Jahuza, juga bukan Yudas. Karena
kesaksian mata dari 4 penulis Injil itu adalah cukup meyakinkan, syah
dan benar.
Kebangkitan Jesus diantara orang mati
-----------------------------------------------
Mengenai peristiwa kebangkitan Jesus dari kemati- an-Nya, Al Quran tidak pernah menyangkal.
Menurut Qur'an, Muhammad menerima wahyu tentang ucapan Jesus demikian:
"Selamatlah
diriku ketika dilahirkan dan ketika mati dan ketika berbangkit kembali
hidup." Q.s. Maryam 33). Teks aslinya. 'Wassalamu'ala yauma walidtu
wayauma amutu wa yauma ub'asyu hayya."
Dengan kata "ub'asyu hawa"
(bangkit hidup kembali) adalah merupakan kehidupan yang real—nyata
sesudah mengalami kematian (amutu) yang real nyata --pula.
Dengan
nats ini dapatlah meyakinkan saya, bahwa Jesus memang telah mengalami
kematian yang real --nyata--meskipun kematiannya disangkal di kayu salib
dan bangkit hidup kembali, (ub'asyu hawa).
Jesus hidup kembali pada
hari ketiga diantara orang mati secara real--nyata--kebangkitan badani
yang sudah dipermuliakan (Filipi 3:21), yang dapat dilihat dan dijamah.
Kematian Jesus sama sekali tidak ada artinya, jika tidak berkelanjutan dengan Kebangkitan Hidup Kembali diantara orang mati.
Sekiranya
Jesus yang disalibkan itu mati dan terus mati memang adalah akan
merupakan satu pukulan yang hebat bagi iman Kristen, karena Tuhan-nya
telah mati. Dan pastilah agama Kristen tidak akan dapat berdiri teguh
sampai saat ini, karena memang sudah tidak ada harapan apa yang dapat
diharapkan bagi keselamatan para pengikutnya di alam sorgawi.
Kalau
Jesus itu mati dan terus mati, dan sekarangpun ada kuburannya untuk apa
iman orang Kristen berTuhan-kan orang mati. Untuk apa orang Kristen
dibaptiskan atas nama orang mati. Untuk apa orang Kristen meminta
syafaat kepada orang mati. Dan malah tidak masuk akal, kalau sekarang
orang-orang Kristen, menjadikan orang mati menjadi juruselamatnya,
sedangkan simati sendiri tidak selamat, dia didalam kubur.
Tetapi
karena kasih Allah, bahwa Jesus disalibkan bukan mati untuk mati,
melainkan mati untuk hidup kembali, dan memang hidup selama-lamanya
kekal hingga pada kesudahan alam.
Kebangkitan Jesus, Hidup
kembali diantara orang mati, bukanlah dalam khayalan, tetapi memang
dalam kenyataan yang dapat dilihat dan disaksikan oleh banyak orang.
Kematian
dan kebangkitan Jesus, adalah merupakan inti dari kesaksian iman Gereja
sedunia. Kita sekarang memiliki iman yang penuh pengharapan. Kita
mempunyai Juruselamat yang hidup selama-lamanya hingga pada kesudahan
alam. Kita memiliki iman yang berdasarkan kasih. Kita sudah menjadi
waris penerima janji-janji Allah bersama-sama dengan Kristus. Menderita
bersama, juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. (Roma 8 : 17).
Karena itu yakinlah, bahwa kita sebagai pengikut Kristus akan dibangkitkan dari segala jenis kematian:
= Kita akan dibangkitkan dari kematian bahagia rumah tangga.
= Kita akan dibangkitkan dari kematian rezeki nafkah hidup dari hari ke hari.
= Kita akan dibangkitkan dari kematian hati yang lemah dan rusuh.
= Kita akan dibangkitkan dari kematian iman yang sudah suam.
= Kita akan dibangkitkan dari kematian kasih.
=
Kita akan dibangkitkan dari kematian segala rupa hal ihwal yang
mencekam jiwa, dari segala kekuatiran, dari segala penderitaan hidup,
segala penderitaan sakit penyakit, dan lain-lain.
Makna Salib Kristus bagi kita.
-------------------------------------
Rasul Petrus menuliskan ilhamnya sebagai berikut:
"Sebab
adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah
disebut pujian, jika kamu menderita pukul karena kamu berbuat dosa?
Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka
itu adalah kasih karunia Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil,
karena Kristuspun telah menderita untuk kamu, dan telah meninggalkan
teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya. Ia tidak berbuat dosa,
dan tidak ada tipu dalam mulutNya. Ketika la dicaci-maki. Ia tidak
membalas dengan mencacimaki; ketika ia menderita. Ia tidak mengancam,
tetapi Ia menyerahkan kepada Dia yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri
telah memikul dosa kita didalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita
yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh
bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti
domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala pemelihara
jiwamu." (1 Petrus 2: 12 - 25).
Salib yang dihubungkan dengan pribadi Jesus, adalah merupakan puncak kesengsaraan-Nya.
Mati
di kayu salib, bukanlah hal yang diidamidamkan, meskipun hal itu sesuai
dengan takdir rencana Allah. Karena masalah sengsara Jesus ini sudah
dinubuatkan dalam Kitab Nabi Yesaya 53:1-12. Dan Jesus sendiri telah
menginsyafi bahwa nubuat itu akan tergenapi diatas pribadinya sebagai
Hamba Allah yang dimaksudkan oleh nubuatan itu.
Itulah sebabnya Jesus
mengatakan disaat menghadapi saat sengsara ini, kepada seseorang yang
menyertai Jesus yang bersikap untuk mengadakan perlawanan, Ia berkata:
"Masukkan pedang itu kembali kedalam sarungnya, sebab barang siapa
menggunakan pedang akan binasa oleh pedang. Atau kau sangka bahwa Aku
tidak dapat berseru kepada Bapaku supaya Ia segera mengirim lebih dari
dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimana akan
digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan bahwa harus
terjadi demikian?" (Matius 26:52-54).
Jesus dihukum salib oleh
penguasa--Imam--Yahudi, bukanlah disebabkan Dia melakukan sesuatu
Kejahatan berbuat dosa melanggar Hukum Taurat. Dia dihukum oleh
penguasa-penguasa imam Yahudi, karena pengajaranNya menyelamatkan umat
manusia dari kuasa dosa, juga karena Ia menyungguhkan (claim) diri-Nya
Anak Allah, Mesias, Tuhan Juruselamat.
Dari keterangan diatas
maka dapatlah disimpulkan bahwa lambang salib, adalah mengingatkan
kepada kita setiap penganut Kristen, bahwa Jesus menderita dan telah
menjadi korban mati sengsara- di kayu salib, karena da'wah-Nya untuk
menyelamatkan kita semua dari penguasa dosa, agar kita mendapatkan hak
hidup yang kekal di alam sorgawi.
Jesus naik ke sorga (mikraj)
----------------------------------
Kenaikan
Jesus ke sorga (mikraj) disaksikan oleh kesebelas murid-muridNya diluar
kota dekat Betani. (Lukas 24: 50) Mengenai peristiwa kenaikan Jesus ke
sorga (mikraj) ini tidak ada sanggahan Quran, malah ditunjang dengan
adanya ayat Quran s.Ali Imran 55 yang antara lain mengatakan:
'Idz qalallahu ya 'Isa inni mutawaffika wa rafi'uka..''
(Ingatlah ketika Allah berfirman: Ya Isa bahwasanya Aku mewafatkan engkau, dan mengangkat engkau kepadaku ......)
Dalam peristiwa kenaikan Jesus ke sorga ini ada dua masalah yang perlu kita catat:
1.
Amanat Jesus kepada murid-muridNya, bahwa juga kepada kita sekalian
yang menjadi pengikut-pengikut Kristus dewasa ini, yaitu :
a. Pergilah ke segenap penjuru dunia ini, beritakan Injil Keselamatan, menjadikan semua orang jadi murid
Jesus;
b. Membaptiskan mereka atas nama Allah Tritunggal: Bapa dan Anak dan Rohulkudus.
c. Mengajar mereka dengan apa yang diajarkan Jesus, yaitu Kristus khususnya, dan Alkitab pada umumnya.
2.
Janji Jesus, akan momberikan Kuasa Rohulkudus kepada murid-muridNya,
yang juga berarti kepada kita sekalian yang menjadi murid-muridNya atau
pengikut-pengikut Kristus dewasa ini, untuk bersaksi bagi ke kebenaran
Jesus Anak Allah, firman Yang Hidup, dan menyertai kita sekalian untuk
selama-lamanYa, hingga pada kesudahan alam.
Kedatangan Jesus untuk kedua kalinya.
------------------------------------------------
Kedatangan
Jesus untuk yang kedua kali menjadi hakim yang adil, menghakimi yang
hidup dan yang mati diberitakan dalam Kisah para Rasul 1: 11 dan Wahyu
20: 11-15.
Kedatangan Jesus pada akhir zaman ini untuk menjadi hakim
yang adil itu, pun menjadi kepercayaan bagi umat Islam pada umumnya,
karena dalam beberapa hadits Bukhari dan Muslim, masalah ini ada
diberitakan. Antara lain dapat dicatat sebagai berikut:
1. Hadits Bukhari dari Abu Hurairah, Jilid ll, hal 256:
"Kaifa
antum idzalabna Manyama fikum wa imaamukum min kum." (Bagaiana halmu,
apabila Ibnu Maryam turun jadi imam daripada kamu.).
2. Hadits dari Musnad Imam Ahmad ibd. Hambal,jilid 11--halaman 411 :
'Yu
syiku min 'asya minkum an balqa 'Isa Ibna Maryama imama mahdiya wa
hakama 'adlan." (Dari padamu akan bertemu dengan Isa ibnu Maryam sebagai
imam Mahdi dan Hakim yang adil).
3. Nabi Muhammad sendiri pernah
bersumpah untuk meyakinkan bahwa Isa Almasih ibnu Maryam akan datang
kembali untuk menjadi Hakim yang Adil.
Muhammad berkata:
"Wallaha
liyunzilna ibna Maryama hakuman 'adlan." (Demi Allah, sesungguhnya akan
turun (datang) putra Maryam selaku hakim yang adil). (Hadits Muslim
jilid I - Halaman 76)
Syarahan Hadits ini adalah mengkhabarkan
kedatangannya Isa Almasih untuk kedua kalinya kelak (akhir zaman).
Perkataan ''hakuman'' (menjadi hakim), mengisyaratkan bahwa
kedatangannya Isa Almasih Jesus Kristus) yang kedua kali itu, tidaklah
selaku Nabi membawa risalah atau syariat agama, dengan Quran ataupun
Alkitab (Taurat-lnjil), yang berlaku sekarang, tetapi hanyalah ia turun
menjadi Hakim antara segala hakim-hakim umat ini, dengan kitab baru,
yang dinamakan "Kitab al-Hayat" (Wahyu 20:11-15).
Nats dari Hadits shahih Bukhari-Muslim diatas, dapat dibanding dengan Alkitab, Roma 2 :16 yang berbunyi demikian:
"Hal
itu akan nampak pada hari, bilamana Allah sesuai dengan Injil yang
kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati
manusia oleh Kristus Jesus," (Roma 2 :16).
Karena itu tidak ada
alasan yang memberatkan bagi saya untuk ragu-ragu menerima Jesus sebagai
Tuhan dan Juruselamatku pribadi, begitupun untuk me-nantikan kedatangan
Jesus Kristus yang kedua kali, sebagai Hakim yang adil.
Keselarnatan menjadi Pengikut Kristus, Quran telah bersaksi sebagai berikut:
"Idz
qala'llahu ya 'Isa inni mutawaffika, wa raafi uka ilayya wa
muthahhiiruka minal ladzina kafaruu wa yaa 'ilul ladzinat taba'uka
fauqal ladzina kafaruu ilaa yaumil giaamaht ...............':
(Ingatlah
ketika Allah berkata: "Ya Isa bahwasanya Aku mewafatkan engkau,
mengangkat engkau kepadaKu, membersihkan engkau daripada orang kafir,
dan menjadikan orang-orang yang mengikut engkau diatas daripada mereka
yang tidak percaya hingga hari kiamat."
Jelas, bahwa Quran tersebut
bersaksi, bahwa pengikut-pengikut Kristus terjamin keselamatannya, dalam
hal ini adalah Hidup Kekal di alam sorgawi, sebagaimana dikatakan oleh
Jesus sendiri:
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia
mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum sebab ia sudah pindah
dari dalam maut ke dalam hidup." (Johanes 5:24).
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Johanes 14:6).
6. KEBENARAN ALKITAB
Sebagaimana
diuraikan pada awal kesaksian ini, bahwa mula pertama yang merangsang
saya untuk menyelidiki kebenaran Alkitab (Bible) itu adalah disebabkan
oleh salah satu ayat Quran, yaitu s. Almaidah 68 yang mengatakan bahwa
Alkitab (Taurat dan Injil itu) adalah merupakan Kitab yang benar bagi
orang yang beragama dalam kebenaran menurut kehendak Allah.
Ada
beberapa ayat dalam Quran yang sering dipergunakan oleh para Mubaligh
Islam dan termasuk juga oleh saya sendiri tempo dulu dalam kedudukan
saya sebagai seorang mubaligh Islam, yang ditafsirkan sebagai bukti
bahwa'Alkitab (Taurat dan Injil) itu telah dipalsukan, dirubah
disana-sini oleh tangan kotor-jahil manusia.
Secara teliti
sekarang saya ingin mengerti yang sebenarnya makna ayat-ayat Quran
tersebut secara wajar, sebagaimana juga halnya saya ingin mengerti isi
Alkitab yang sewajarnya.
Dengan penuh rasa kejujuran, saya coba
memeriksa kembali sampai di mana kebenarannya yang dimaksudkan oleh
ayat-ayat (nats) Quran itu. Akhirnya dapatlah saya memberikan suatu
kesimpulan sebagai berikut:
1. Quran s. Al Baqarah 75.
"Apakah
kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal
segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka merobahnya
setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui."
Pada umumnya
orang-orang Muslim mengatakan tafsirannya bahwa yang dimaksud
"segolongan dari mereka" (friqun minhum) itu, adalah ahli-kitab
(Yahudi/Nasrani) yang telah mengubah firman Allah itu, dalam hal ini
mereka artikan merubah teks Taurat dan Injil (Alkitab-Bible).
Dalam
penyelidikan saya, pengertiannya ayat Quran s. Baqarah 75 ini tidaklah
demikian. Yang dimaksudkan "segolongan dari mereka" itu, ialah
orang-orang Islam itu sendiri yang berasal dari penganut agama
Yahudi/Nasrani, kemudian mereka (segolongan ini) kembali menolak. Islam
setelah mereka mengetahui apa sebenarnya ajaran Muhammad itu. Oleh
Quran, mereka dituduh merubah makna--penafsirannya--Quran itu sendiri,
jadi bukanlah Al-kitab (Taurat/lnjil).
Hal ini jelas dapat difahami
akan pengertian ayat tersebut yang mengatakan: "..apakah kamu
(maksudnya: Muhammad), Masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu".
"Kamu" atau "kepadamu" disini, jelas dimaksudkan adalah Muhammad.
Tetapi kemudian mereka (orang-orang Yahudi/Nasrani) yang tadinya sudah
mengaku percaya akan kenabian Muhammad ini, mereka menolak/keluar dari
Islam, lalu mereka dituduh merubah pengertian--pendengaran--ayat firman
Allah (dalam hal ini adalah Quran itu sendiri) yang selanjutnya juga
mereka dituduh orang-orang bodoh, pembual, buta huruf dan sebagainya.
Yang
jelas, bahwa ayat Quran ini sama sekali tidak ditujukan kepada ahli
kitab (Yahudi/Nasrani) dan juga tidak mengatakan Alkitab (Taurat-lnjil)
itu yang telah dirubah-rubah, melainkan malah Quran itu sendiri.
2. Quran s. Al Baqarah 106.
"Apa
saja ayat yang kami nasokh-kan (hapuskan) atau Kami jadikan (manusia)
lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang
sebanding dengannya....".
Perkataan "ayat'' yang dimansokh-kan
(dihapuskan) dalam nats Quran s. Al Baqarah ini, juga pada umumnya
mereka artikan "Alkitab/Taurat-lnjil".
Tetapi dari beberapa buku
tafsir/terjemahan Quran hampir sepakat mengatakan bahwa makna "ayat yang
yang dimansokh-kan/dihapuskan" disini pengertiannya adalah bahwa ada
beberapa ayat Quran itu sendiri yang telah di hapus hukumnya. Bahkan
menurut buku At Tadjdid fil Islam mengatakan bahwa sedikitnya 5 sampai
500 ayat-ayat dalam Quran itu telah mansokh.
Ada juga yang
berpendapat bahwa- makna "ayat yang dimansokh-kan" itu, adalah mengenai
ke-mukjizat-an Muhammad artinya bahwa Muhammad sebagai nabi dan rasul
menerima wahyu Allah sudah tidak mendapat kuasa Allah bermukjizat
sebagaimana halnya para nabi-nabi sebelumnya, seperti Musa dan Isa
Almasih.
Jadi jelaslah pula bahwa maksud nats Quran s. Al Baqarah 106
inipun tidaklah pula kena-mengena untuk menjadi dalil menolak kebenaran
kehadirannya Alkitab sebagai Kitab Ilahi yang menjadi dasar kebenaran
bagi setiap orang untuk beragama yang benar.
3. Quran s. Al Maidah 13.
"......karena
mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati
mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (firman) Allah dari
tempatnya dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka
telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan
melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit diantara mereka yang
tidak ber-khianat''
Perkataan "mereka" dalam Quran s. Al-Maidah 13
ini biasanya mereka sengaja tambahkan dalam tanda kurung: (Ahli Kitab)
atau (Yahudi/Nasrani) dan hapuskan sedangkan makna kalimat: "Mereka
suka.merubah perkataan (firman) Allah dari tempatnya ...." mereka
artikan Alkitab atau Taurat/lnjil itu sudah ditukar-tukar dan dihapuskan
/dirubah kebenarannya.
Padahal yang sebenarnya, ayat inipun sama
halnya dengan Quran s. Al Baqarah 75 adalah juga ditujukan kepada
orang-orang Islam pengikut Muhammad sendiri dimana hidup-nya Muhammad
itu sendiri, yang tadinya memang berasal dari penganut agama
Yahudi/Nasrani, berbalik kembali pada agamanya semula (menolak Islam).
Oleh Quran, mereka dituduh ber-khianat merubah-rubah firman Allah, dalam
hal ini adalah Quran itu sendiri. Mereka menolak kebenaran Islam,
sesudah mereka mengetahui ajaran Muhammad yang sebenarnya. Hal ini dapat
dibaca dari seluruh hubungan ayat Quran ini mulai ayat 7 s/d 13.
Jadi jelaslah pula, bahwa ayat Quran s. Al Maidah 13 ini pun tidaklah dapat dijadikan dalil untuk menolak kebenaran Alkitab.
Masih
banyak nats-nats Al-Quran yang senada dengan contoh di atas yang
tadinya diartikan sebagai menolak kebenaran Alkitab itu, saya coba
memahaminya secara jujur maka dapatlah saya meyakinkan, bahwa tidak ada
satu ayatpun dalam Quran yang secara tegas mengatakan bahwa Alkitab
(Taurat dan Injil) itu telah dipalsukan, dirubah dan lain-lain dari
kebenaran aslinya.
Pada akhirnya dapatlah saya menyimpulkan, bahwa
apa yang Quran katakan dalam surat Al Maidah 68, s. Al Baqarah 62, Qus.
As Sajadah 23, dan lain-lain yang telah saya kemukakan terdahulu dalam
ke-saksian ini, memang benar dan meyakinkan bahwa Alkitab (Taurat-lnjil)
itu adalah merupakan kebenaran bagi setiap orang yang mau ber-agama
dalam kebenaran sesuai dengan kehendak Allah.
7. BERGUMUL DENGAN PENGARUH LINGKUNGAN
Meskipun
saya sudah begitu mantap dan yakin akan kebenaran ini, dan siap sedia
untuk menerima Tuhan Jesus, sebagai Juruselamat pribadi-ku, namun saya
belum juga dibaptiskan secara wajarnya, karena adanya pengaruh
lingkungan yang merupakan batu sandungan. Rasa takut dan khawatir
menghantui.
Pengalaman saya dewasa ini menunjukkan bahwa memang
banyak orang yang pernah menyatakan ke- inginannya untuk menerima Tuhan
Jesus sebagai Juruselamat pribadi mereka, namun mereka sering terbentur
kepada pengaruh lingkungannya, mungkin karena segan atau takut dengan
orang tuanya, kadangkala juga takut dengan majikannya kalau-kalau ia
nantinya diberhentikan. Ada juga yang terbentur kepada hubungan bakal
isteri yang belum mau menerima Jesus bersama-sama, dan lain-lain masih
banyak macam ragamnya batu sandungan yang menyebabkan seseorang
tersandung menerima Jesus bertahta didalam hatinya.
Pengaruh
lingkungan,yang menakutkan dan mengkhawatirkan ini, memang sudah di
aba-abakan oleh Jesus sendiri, sebagaimana diutarakannya dalam Injil
Matius 10:34-36. Penderitaan yang mungkin akan diterima oleh setiap
orang yang ingin menjadi pengikut Kristus, misalnya akan dibenci oleh
ibu bapa; akan terputusnya hubungan keluarga, bahkan sampai kepada
terancamnya jiwa sendiri. Tetapi bagi mereka yang berbulat hati tanpa
ragu menerima Jesus bertakhta dihatinya, kekhawatiran demikian sarna
sekali tidak perlu ada. Setiap kekhawatiran itu pasti akan teratasi oleh
pertolongan Tuhan sendiri. Pengaruh lingkungan demikian, memang saya
alami sendiri. Namun Tuhan, selalu membuka jalan.
Dalam tahun
1962 hingga 1964 itu, saya masih saja melakukan ibadah kembar, yaitu
bersembahyang secara Islam dan ke Mesjid setiap hari Jumat, juga pergi
ke Gereja setiap hari Minggu, dan hari Sabtu ke Gereja Advent.
Kepergian
saya ke Gereja waktu itu, belumlah merupakan suatu keyakinan, tetapi
lebih banyak hanya merupakan penyelidikan kebenaran. Karena saya sering
membaca uraian-uraian pihak non-Kristen yang mengatakan bahwa di Gereja
itu adalah ibadah menyembah berhala, seperti patung-patung dan
lain-lain. Karena itu saya pergi ke semua Gereja yang ada disekitar
Jakarta ini berganti-ganti setiap minggu, bahkan sering saya lakukan
dalam satu hari Minggu itu saya kunjungi dua atau tiga Gereja untuk
membuktikan apa benar ada penyembahan berhala berupa: patung-patung atau
benda-benda lainnya.
Akhirnya dapatlah saya berkesimpulan dan
membuktikan bahwa sangkaan saya itu sama sekali tidak benar. Karena
setiap Gereja yang saya kunjungi, sama sekali tidak pernah ada
penyembahan demikian.
Maka sejak tahun 1964, memang roh-jiwa saya
telah dipenuhi oleh Roh panggilan Tuhan, yaitu Roh Kebenaran atau
Rohulkudus. Karenanya pada saat itu dengan begitu mantap saya sudah
dapat menerima Jesus sebagai Juruselamat pribadi saya. Namun masih ada
kelemahannya, yaitu saya belum berani menyatakan diri pribadi saya
secara terbuka. Saya masih merahasiakan ke Kristenan saya. Saya sudah
pergi ke Gereja GKI. Kwitang untuk yang pertama kalinya meminta supaya
saya dibaptiskan secara rahasia, karena saya tidak ingin diketahui oleh
keluarga, antara lain oleh isteri saya sendiri.
Saya tidak tahu
persis siapa petugas Gereja waktu itu. Namun permintaan saya yang
istimewa ini ditolak dengan alasan bahwa tidak ada pembaptisan secara
rahasia.
Beberapa minggu kemudian, dengan maksud yang sama saya pergi
juga menemui pendeta J. Sapulete, Gereja Bethel Jatinegara. Saya segera
akan dapat dibaptiskan, asalkan saja saya membawa 2 atau 3 orang saksi
tetangga orang-orang seiman Kristen, yang akan dapat mengawas dan
memimpin agar saya dapat hidup benar-benar secara Kristen. Syarat ini
tentu saja tidak dapat saya terima, karena saya masih belum dapat
menyatakan dari saya sebagai seorang Kristen secara terbuka. Hal ini
adalah disebabkan pengaruh lingkungan, terutama sekali keluarga rumah
tangga sendiri, yang tadinya saya kirakan akan menimbulkan reaksi
penentangan atau pemutusan keluarga dan lain-lain. Saya takut
membicarakan ke-Kristen-an ini kepada isteri saya, karena saya menduga
akan menimbulkan kericuhan rumah tangga.
Saya takut mengajak isteri
saya pergi ke Gereja, sebab kalau-kalau saya dibalasnya mengajak saya ke
Penghulu untuk bercerai. Saya takut jika dihadapkan kepada perceraian
itu. Karena itulah saya ingin menerima Jesus Kristus ini hanya secara
diam-diam saja.
Namun jiwa saya memang sudah tidak berubah lagi. Saya tidak ragu menerima Jesus Kristus.
Saya
tidaklah lagi beribadah secara kembar, melainkan sudah manunggal hanya
ke Gereja saja. Tetapi saya masih ada rasa takut dan khawatir reaksi
keluarga. Saya sudah tidak tahu pasti bagaimana caranya, untuk mengatasi
kesulitan ini. Juga saya tidak pernah datang kepada siapapun juga untuk
meminta nasehat atau pandangan dalam hal ini. Pergumulan saya waktu itu
benar-benar terasa sekali beratnya.
Tetapi Tuhan untuk- kesekian
kalinya membuka jalan menolong memecahkan pergurmulan saya ini. Kalau
tadinya saya menduga bahwa kalau saya berbicara dengan isteri saya untuk
berpindah agama dari Islam ke Kristen ini, pastilah akan menimbulkan
reaksi tantangan, maka Tuhan malah melalui isteri saya itu sendiri pintu
kebenaran ini dibukakan.
Kepada isteri saya diberikan suatu
penglihatan kedamaian melalui terangnya dan indahnya pohon natal yang
pada waktu itu sedang berkelap-kelip di banyak rumah keluarga Kristen.
Terlintas di dalam hatinya betapa indahnya kehidupan didalam keluarga
Kristen yang ia dapat rasakan kedamaian dalam lagu-lagu Natal yang
syahdu dan terang cemerlang natal yang menggambarkan kehidupan cerah
setiap keluarga Kristen.
Untuk menyatakan rasa hatinya itu, isteri
saya beserta seorang anak saya yang perempuan datang kepada saya,
menyatakan keinginannya untuk menjadi seorang Kristen dalam keluarga
Kristen.Kesempatan ini, tentu saja tidak akan saya abaikan.
Karena
itu besok paginya tepat hari Natal, saya datang menemui Bapak Pdt. J.
Sapulete untuk kedua kalinya, dengan menyatakan bahwa kami sekeluarga
ingin dibaptiskan untuk menerima Tuhan Jesus. Permintaan saya sekali
ini, benar-benar berjalan dengan lancar dan kami sekeluarga dibaptiskan
pada tanggal 26 Desember 1969 oleh Bapak Pdt. J. Sapulete, di Gereja
Bethel Jemaat GPIB. Koinonia Jatinegara, yaitu saya beserta isteri
dengan 7 anak. Seorang anak lagi menyusul seminggu kemudian. Rupanya
anak saya yang laki-laki inipun sebenarnya juga sudah sering ke Gereja,
tetapi secara sembunyi-sembunyi pula takut diketahui oleh ayahnya. Dan
saya ke Gereja takut diketahui oleh anak-anak dan isteri saya. Jadi kami
ke Gereja saling umpet-umpetan rupanya.
Puji Tuhan, karena akhirnya
memang seluruhnya menjadi pengikut Kristus, menerima dan menempatkan
Jesus Kristus bertahta dihati kami masing-masing.
Berkat yang berkelimpahan.
----------------------------------
Sesudah
saya dan keluarga dibaptiskan 26 Desember 1969, suasana rumah tangga
kami terasa sekali perubahannya yang menggembirakan dan penuh sukacita.
Banyak berkah yang kami terima dan rasakan berupa perubahan-perubahan
hidup dan kehidupan.
Rasul Paulus mengatakan:
"Jadi siapa yang
ada didalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17 ).
Apabila
seseorang menerima Jesus Kristus sebagai Juruseiamatnya, maka Allah
membuat suatu perubahan dalam hidupnya. Sifat Kristus dimasukkan kedalam
dirinya. Alkitab berkata: "Kamu ada bagian didalam sifat llahi". Sifat
yang baru ini menghasilkan kesukaan yang baru, keinginan yang baru,
ketidak sukaan yang baru, kasih yang baru. Hal-hal yang dulu seseorang
sayangi, sekarang ia benci, dan hal-hal yang dulu ia benci, sekarang ia
sayangi. Kehidupannya telah berubah. Perubahan ini nampak juga pada
kehidupan secara lahiriah bagi seseorang, dan akan diperlihatkan kepada
orang-orang sekitarnya. Seluruh pandangannya akan di'ubah, dan hal ini
akan membawa perubahan dalam kata-kata dan apa yang diucapkan dan
dibicarakannya. Sungguh ajaib !
Perubahan-perubahan ini memang
saya alami dan rasakan seluruhnya dalam hidup dan kehidupan kami
sekeluarga dalam waktu sangat singkat sekali. Tabeat pemarah menjadi
hilang dan berangsur ganti dengan kasih. Kehidupan rohani dapat kami
rasakan kelegaan dan rasa damai bahagia. Perasaan bimbang dan ragu sudah
tidak ada lagi. Jiwa kami sungguh-sungguh merasa mantap dan penuh
dengan kesuka-citaan. Begitupun kehidupan jasmani kami mengalami
perubahan yang sangat nyata berupa berkat-berkat kelimpahan.
Pengalaman ini membuktikan kebenaran janji janji Allah yang disampaikan oleh Jesus Kristus.
"Barangsiapa
haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum. Barangsiapa yang percaya
kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh kitab Suci: "Dari dalam hatinya
akan mengalir aliran-aliran air hidup." (Yohanes 7:37-3Cool
Jesus berkata:
"Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.'' (Yohanes 10:10b).
Tetapi
perubahan hidup rumah tangga kami yang begitu nyata dan cepat inipun
menjadi fitnah. Tetangga-tetangga kami bahkan keluarga kami sendiri
mengira, kami mendapat bantuan dari Gereja sebagai imbalan kami menjadi
Kristen. Sering orang sampaikan ketelinga kami pameo orang yang
mengatakan: "Kalau ingin kaya mendadak, turuti sikap Pak Ambrie tuh,
jadi orang Kristen, nanti akan menerima sokongan Gereja jutaan rupiah"
dan lain-lain.
Hal ini mereka sangka bahwa perubahan hidup kami yang
berkelimpahan itu adalah semata-mata dikarenakan pemberian Gereja,
sebagai imbalan karena menjadi seorang Kristen. Tidak! Sama sekali
tidak! Satu senpun kami tidak pernah menerima bantuan dari Gereja
ataupun dari seseorang pribadi sebagai imbalan pembujukan untuk menerima
Kristus, baik berupa uang, maupun berupa materi lainnya atau
janji-janji pekerjaaan dan lain-lain. Benar-benar perubahan hidup kami
yang berkelimpahan waktu itu, adalah semata-mata karena berkat kemurahan
Tuhan, yang memang sudah dijanjikan bahwa kepada yang percaya akan
diberikan segala kelimpahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar