Semoga kesaksian ini dapat mendukung pendewasaan iman kita, … Amin. Mohon maaf bagi yang tidak berkenan ...
GBU
ps: Maaf gambar agak ngeri buat yang ga biasa lihat darah.
Subject: Kesaksian Nyata - Orang Mati DIBANGKITKAN
Kesaksian Nyata - Orang Mati DIBANGKITKAN
Tuhan Yesus telah Bangkitkan Saya dari Kematian
Dominggus K.
“Sebab
sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya,
demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.”
Yohanes 5:21
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan, dalam
kesempatan ini saya akan bersaksi tentang peristia kematian dan
kehidupan yang saya alami pada tanggal 15 Desember 1999. peristiwa ini
juga merupakan suatu tragedy bagi yayasan Doulos, Jakarta dimana STT
Doulos ada di dalamnya dan saya adalah mahasiswa yang tinggal di asrama.
Sebelum penyerangan dan pembakaran Yayasan Doulos tanggal 15 Desember
itu, beberapa kali saya mendapat mimpi-mimpi sebagai berikut:
1.
Minggu, 12 Desember 1999, saya bertemu dengan Tuhan Yesus dan
malaikat, saya terkejut dan bangun lalu berdoa selesai saya tidur
kembali.
2. Senin, 13 Desember 1999, saya bermimpi lagi, dengan mimpi yang sama.
3.
Selasa, 14 Desember 1999, dalam mimpi saya bertemu dengan seorang
pendeta pada suatu ibadah KKR, isi khotbah yang disampaikan mengenai
akhir zaman, adanya penganiayaan dan pembantaian.
4. Rabu, 15
Desember 1999, kurang lebih pukul 08.00 pagi, saya mendapatkan huruf
“M” dengan darah di bawah kulit pada telapak tangan kanan saya. Dalam
kebingungan dan sambil bertanya-tanya dalam hati, apakah saya akan mati?
Saya bertanya kepada teman-teman dan pendapat mereka adalah bahwa kita
akan memasuki millennium yang baru. Walaupun pendapat mereka demikian
saya tetap merasa tidak tenang serta gelisah karena dalam pikiran saya
huruf “M” adalah mati, bahwa saya akan mengalami kematian. Saya hanya
bisa berdoa dan membuka Alkitab. Sekitar pukul 15.00 saya membaca firman
Tuhan dari Kitab Yeremia 33:3 “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan
menjawab Engkau.” Dan pada pukul 18.00, tanda huruf “M” di telapak
tangan saya sudah hilang.
Kampus dan Asrama Mahasiswa Doulos Diserang
Pada
malam hari tanggal 15 Desember 1999, kegiatan berlangsung biasa di
dalam asrama kampus STT Doulos. Sebagian mahasiswa ada sedang belajar,
yang lain memasak di dapur dan ada pula yang sedang berdoa. Saya sendiri
sedang berbaring di kamar. Kurang lebih jam 21.00 malam itu, saya
dibangunkan oleh seorang teman sambil berteriak: “Domi, bangun, kita
diserang…!” Saya langsung bangun dalam keadaan panic, saya langsung
berlari ke halaman kampus dan melihat sebagian kampus kami yang telah
terbakar. Saat itu saya berkata kepada Tuhan: “Tuhan, saya mau lari
kemana? Tuhan, kalau saya lari lewat pintu gerbang depan pasti saya
dibacok.”
Sementara pikiran saya bertambah kalut ketika teringat
akan tanda huruf “M” yang diberikan pada tangan saya. “Tuhan, apakah
saya akan mati?” Saya menoleh ke belakang, ada beberapa teman sekamar
yang lari menyelamatkan diri masing-masing. Di belakang kampus kami
dikelilingi pagar kawat duri setinggi 2 meter, saya tidak bisa melompat
keluar dengan cara mengangkat kawat itu. Dengan tangan sedikit terluka
akhirnya saya pun dapat keluar.
Kami sudah berada di luar pagar
dengan keadaan takut dan gemetar karena di sana terdapat massa atau
orang banyak yang tidak dikenal, mereka membawa golok, pentungan, batu
dan botol berisi bensin atau Molotov. Kemudian kami berpisah dengan
teman-teman, saya tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka.
Saya
lari menuju kos kakak tingkat semester 10, yang letaknya tidak jauh
dari kampus. Sementara saya berlari, saya tetap berdoa kepada Tuhan:
“Tuhan berkati saya, ampuni dosa dan kesalahan saya.” Setiba di rumah
kos itu, saya mengetuk pintu sebanyak 2 kali tetapi tidak ada yang
membukakan pintu.
Ternyata di belakang saya ada 4 teman
mahasiswi yang juga lari mengikuti dari belakang. Mereka memanggil saya:
“Domi, ikut ke rumah kami,” tetapi saya berkata kepada mereka, “biar
saya bersembunyi di sini.” Masih berada di depan rumah kos tersebut,
saya berdoa lagi “Oh.. Tuhan, apakah malam ini saya akan mati? Ampuni
dosa dan kesalahan saya.”
Ditangkap oleh Massa
Saya
mengetuk pintu lagi, tetapi tidak ada orang yang menjawab, saya berdoa
kembali: “Tuhan.. ini hari terakhir untuk saya hidup.” Terdengar suara
massa yang semakin mendekat kepada saya. Mereka berkata: “Itu mahasiswa
Doulos, tangkap dia!” Ada juga yang berteriak: “Bantai dia, tembak!”
Seketika itu saya ditangkap dan saya hanya bisa berserah kepada Tuhan
sambil berkata: “Tuhan saya sudah di tangan mereka, saya tidak bisa lari
lagi.”
Kemudian tangan saya diikat ke belakang dan mata saya
ditutup dengan kain putih. Saya tetap berdoa dalam keadaan takut dan
gemetar: “Tuhan ampuni dosa saya, pada saat ini Engkau pasti di samping
saya.” Tiba-tiba ada suara terdengar oleh saya entah dari mana, yang
berkata: “Jangan takut, Aku menyertai engkau, Akulah Tuhan Allahmu.”
Setelah mendengar suara itu, rasa ketakutan dan kegentaran hilang,
karena saya sudah pasrahkan kepada Tuhan.
Penganiayaan dan Kematian
Mereka
membawa saya ke tempat yang gelap, saya dipukuli dan ditendang. Saya
dihadapakan dengan massa yang jumlah orangnya lebih banyak, saat itu
mereka ragu, apakah saya mahasiswa Doulos atau warga sekitarnya.
Sebagian massa ada yang terus mendesak untuk memotong dan membunuh saya.
Saya berdoa lagi: “Tuhan, fisik saya kecil, kalau saya mati,
saya yakin masuk sorga. Saat ini saya serahkan nyawa saya ke dalam
tangan kasih-Mu, ampunilah mereka.” Saat itu kepala saya dipukul dari
belakang dan terjatuh di atas batu, saya tidak sadar akan apa yang
terjadi lagi.
Roh Saya Keluar Dari Tubuh
Kemudian ... roh
saya terangkat keluar dari tubuh saya, roh saya berbentuk seperti orang
yang sedang start lari atau sedang jongkok, lalu lurus seperti orang
yang berenang kemudian berdiri. Roh saya melihat badan saya dan berkata:
“Kok badan saya tinggal” (sebanyak dua kali). Roh saya berdiri tidak
menyentuh tanah dan tidak tahu mau berjalan kemana, karena di sekeliling
saya gelap gulita, kurang lebih lima detik, roh saya berkata: “Mau ke
mana?”
Lima Malaikat Datang Menjemput Saya
Saat itu ada
lima malaikat datang kepada saya, dua berada di sebelah kiri, dua di
sebelah kanan dan satu malaikat berada di depan saya. Tempat yang
tadinya gelap gulita telah berubah menjadi terang dan saya sudah tidak
dapat melihat badan saya lagi. Roh saya dibawa oleh malaikat-malaikat
tersebut menuju jalan yang lurus, dan pada ujung jalan itu sempit
seperti lubang jarum. Roh saya berkata: “Badan saya tidak dapat masuk.”
Tetapi malaikat yang di depan saya bisa masuk, lalu roh saya berkata
lagi: “Badan rohani saya kecil pasti bisa masuk.” Kemudian roh saya
masuk melalui lubang jarum tersebut.
“Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.” Lukas 16:22
Berada di Dalam Firdaus
Saat
itu saya sudah berada di dalam sebuah halaman yang luas. Halaman itu
sangat luas, indah dan tidak ada apa-apa. Roh saya berkata: “Kalau ada
halaman pasti ada rumahnya.” Tiba-tiba saat itu ada rumah, saya dibawa
masuk ke dalam rumah tersebut dan bertemu dengan banyak orang di kamar
pertama. Roh saya berkata: “Ini orang-orang yang percaya kepada Yesus
Kristus, mereka ditempatkan di sini.” Mereka sedang bernyanyi, bertepuk
tangan, ada yang berdiri, ada yang duduk dan ada yang meniup sangkakala.
“Di rumah Bapaku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian,
tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu.” Yohanes 14:2
Dibawa ke Ruangan Selanjutnya
Saya
dibawa oleh malaikat-malaikat ke kamar selanjutnya atau kedua, sama
dengan kamar yang pertama, hanya disini roh saya melihat orang-orang
dengan wajah yang sama dan postur tubuh yang sama. Kemudian saya dibawa
lagi ke kamar yang ketiga, yang sama dengan kamar yang pertama. Dan roh
saya berkata: “Ini orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus,
ditempatkan di sini.” Lalu roh saya dibawa ke kamar yang keempat yaitu
kamar yang terakhir, pada saat ini saya hanya sendiri, tidak disertai
oleh malaikat-malaikat tadi. Kamar itu kosong, lalu roh saya berkata:
“Ini penghakiman terakhir, saya masuk sorga atau neraka.”
“Karena
sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Eloim
sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu
dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak
percaya pada Injil Eloim? Dan jika orang benar hampir-hampir tidak
diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang
berdosa?” 1 Petrus 4:17-18
Bertemu dengan Tuhan Yesus
Kemudian
roh saya berjalan tiga sampai empat langkah, di depan saya ada sinar
atau cahaya yang sangat terang seperti matahari, maka roh saya tidak
dapat menatap. Saya menutup mata dan terdengar suara: “Berlutut!”
Seketika itu roh saya berlutut, terlihat sebuah kitab terbuka dan dari
dalamnya keluar tulisan yang masuk ke mata saya yang masih tertutup,
tulisan timbul dan hilang terus menerus, roh saya berkata: “Tuhan...!
ini perbuatan saya minggu lalu, bulan lau, tahun lalu. Saya melakukan
yang jahat dan saya tidak pernah mengaku dosa pribadi, sehingga Engkau
mencatatnya di sini.”
“Tuhan...! Saya ingin seperti
saudara-saudara di kamar pertama, yang selalu memuji dan memuliakan
Engkau. Tuhan...! Saya tahu Engkau mati di atas kayu salib untuk menebus
dosa saya, saya rindu seperti saudara-saudara yang berada di kamar
pertama, kedua dan ketiga yang selalu memuji-muji Engkau.”
Sesudah
itu tulisan yang keluar dari kitab itu hilang, buku menjadi bersih
tanpa tulisan, kemudian buku itu hilang dan sinar yang terang itupun
hilang dan ada suara berkata: “Pulang! Belum saatnya untuk melayani
Aku.”
Saya melihat-lihat dari mana arah suara itu datang, saya
melihat ada seorang di samping kanan. Orang tersebut badan-Nya seperti
manusia, rambut hingga ke lehernya bersinar terang. Jubah-Nya putih
hingga menutupi kedua tangan-Nya dan bawah jubah-Nya menutupi kaki-Nya.
Ia menunggangi seekor kuda putih dengan tali les yang putih. Lalu roh
saya berkata: “Ini Tuhan Yesus, Dia seperti saya, Dia Eloim yang hidup.”
“Lalu aku melihat sorga terbuka; sesungguhnya, ada seekor kuda
putih dan Ia yang menungganginya bernama: “Yang Setia dan Yang Benar” Ia
menghakimi dan berperang dengan adil.” Wahyu 19:11
Kemudian
Tuhan Yesus tidak nampak lagi dan seketika itu roh saya dibawa pulang ke
dalam tubuh saya. Saat itu juga ada nafas, ada pikiran dan saya
berpikir, tadi saya bersama dengan Tuhan Yesus. Setelah itu saya mencoba
beberapa kali untuk bangun dan mengangkat kepala, tetapi tidak bisa,
terasa sakit sekali, saya baru sadar bahwa leher saya telah dipotong dan
hampir putus, kemudian saya dibuang ke semak-semak dengan ditutupi daun
pisang. Saya merasa haus, lalu menggerakkan tangan mengambil darah tiga
tetes dan menjilatnya, lalu badan saya mulai bergerak.
Saya
berdoa: “Tuhan, lewat peristiwa ini saya telah bertemu dengan Engkau,
dan Engkau memberikan nafas dan kekuatan yang baru sehingga aku hidup
kembali, tapi Tuhan, Engkau gerakkan orang supaya ada yang membawa saya
ke rumah sakit.”
Tuhan menjawab doa saya, malam itu ada orang
yang mendekati saya dengan memakai lampu senter, lalu bertanya: “Kamu
dari mana?” Saya tidak bisa menjawab, karena saya tidak dapat berbicara
lewat mulut, tidak ada suara yang keluar, hanya hembusan nafas yang
melalui luka-luka menganga pada leher. Kemudian orang tersebut memanggil
polisi.
Puji Tuhan! Dikira sudah meninggal tetapi masih hidup.
Mereka mengira saya sudah meninggal, mereka mengangkat dan membawa saya
ke jalan raya. Kemudian polisi mencari identitas atau KTP saya, ternyata
tidak ditemukan. Tanpa identitas, mereka bermaksud membawa saya ke
sebuah rumah sakit lain, tetapi saya ingat kembali akan suara Tuhan dan
takhta-Nya di sorga, ternyata ada kekuatan baru dari Tuhan Yesus yang
memampukan saya dapat berbicara. Tiba-tiba saya berkata: “Nama saya
Dominggus, umur saya 20 tahun, semester III, tinggal di asrama Doulos,
saya berasal dari Timor.”
Orang-orang yang sedang melihat dan
mendengar saya, berkata: “Wah, dia dipotong dari jam berapa? Sekarang
sudah jam 02.30 pagi, tapi dia masih hidup.”
Perjalanan ke Rumah Sakit UKI
Kemudian
mereka memasukkan saya ke dalam mobil dan meletakkan saya di bawah.
Saya tetap mengingat peristiwa ketika Tuhan Yesus dianiaya. Sementara
mobil meluncur dengan kecepatan tinggi, saat melewati jalan berlubang
atau tidak rata mobilpun berguncang dan saya merasa sangat sakit sekali
pada luka di leher. Saya katakan kepada Tuhan: “Tuhan, apakah saya dapat
bertahan di dalam mobil ini? Tuhan ketika Engkau di atas kayu salib,
Engkau meminum cuka dan empedu, tetapi saya menjilat darah saya sendiri
karena tidak ada orang yang menjagai saya.”
Saya membuka mata,
ternyata memang tidak ada seorangpun yang menjagai saya, hanya seorang
supir. Tetapi saya melihat beberapa malaikat berjubah putih menjaga dan
mengelilingi saya. Saya katakan: “Tuhan ini malaikat-malaikat pelindung
saya, mereka setia menjagai.” Saya harus berdoa agar tetap kuat.
Perawatan di Rumah Sakit
Setiba
di rumah sakit, suara saya dapat normal kembali. Saya dapat berbicara
dan bertanya kepada perawat: “Bapak saya mana?” Perawat RS bertanya
kepada saya: “Bapakmu siapa?” Saya jawab: “Bapak Ruyandi Hutasoit.”
Ketika Bpk. Ruyandi menemui saya, ia berkata: “Dominggus.. leher kamu
putus!” Jawab saya: “Bapak doakan saya, sebab saya tidak akan mati, saya
telah bertemu dengan Tuhan Yesus.” Lalu Bpk. Ruyandi mendoakan dan
menumpangkan tangan atas saya.
Setelah itu saya mendapat
perawatan, seorang dokter ahli saraf hanya menjahit kulit leher saya,
karena luka bacokan sudah menembus sampai ke tulang belakang leher,
sehingga cairan otak mengalir keluar, saluran nafas dan banyak saraf
yang putus. Kemudian saya dirawat tiga hari di ruangan ICU dan selama
perawatan saya tidak diberikan transfusi darah. Pendapat dokter pada
saat itu adalah bahwa saya akan mati dan saya tidak diharapkan hidup,
mengingat cairan otak yang telah keluar dan infeksi yang terjadi pada
otak, yang semua itu akan menimbulkan cacat seumur hidup.
Mukjizat Kesembuhan Terjadi
Tanggal
19 Desember 1999 dengan panas badan 40°C dan seluruh wajah yang bengkak
karena infeksi, saya dipindahkan keluar dari ruang ICU, dikarenakan ada
pasien lain yang sangat memerlukan dan masih mempunyai harapan hidup
yang lebih besar daripada saya.
Pada malam hari, roh saya
kembali keluar untuk kedua kali dari tubuh saya, roh saya melihat
suasana kamar dimana saya dirawat dan kemudian roh saya berjalan sejauh
kurang lebih dua atau tiga kilometer dalam suasana terang di sekeliling
saya. Tiba-tiba ada suara terdengar oleh saya: “Pulang..pulang...!”
Seketika
itu juga, roh saya kembali ke dalam tubuh saya, suhu tubuh menjadi
normal dan tidak ada lagi infeksi. Kemudian terdengar bunyi seperti
orang menekukkan jari-jari pada leher saya, lalu otot, tulang, saluran
nafas dan saraf-saraf tersambung dalam sekejab mata, saya merasa tidak
sakit dan dapat menggerakkan leher. Sesudah itu saya diberi minum dan
makan bubur. Saya sudah hidup kembali, dengan kesehatan yang sangat
baik. Puji Tuhan!
Keluar dari Rumah Sakit dalam Keadaan Sembuh Total
Saya
berada di rumah sakit sejak tanggal 16 Desember 1999 dini hari dan
keluar dari rumah sakit pada tanggal 29 Desember 1999, dengan berat
badan normal dibanding dua minggu yang lalu karena banyak darah dan
cairan yang telah keluar. Saya telah sembuh sempurna, tanpa cacat, tanpa
perawatan jalan, saya hidup kembali dengan normal.
“Terima kasih Tuhan Yesus, Engkau sungguh Eloim yang hidup dan ajaib, terpujilah nama-Mu kekal sampai selamanya, amin!”
Dominggus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar