Semoga dengan membaca kesaksian ini saudara dapat mengetahui akan kebesaran Tuhan.
PENJELASAN ADE MANUHUTU SOAL KASUS UANG PALSU : Pendeta
Ade Manahutu ditahan polisi! Banyak orang Kristen yang kaget mendengar
kabar ini. Tetapi Ade tenang-tenang saja. Pasalnya, sekitar sebulan
sebelumnya, Roh Kudus sudah memberitahu Ade akan mengalami satu lagi
goncangan. Nama baiknya akan dihancurkan. Dan benar, Ade berurusan
dengan polisi karena diduga membawa cetakan uang palsu. Dalam
Ibadah dan perayaan HUT ke-2 GBI "Keluarga Allah", 3 Oktober di Jogja,
pendeta dari Ambon ini menceritakan kisah yang sesungguhnya. "Ini bukan
untuk klarifikasi, juga bukan untuk membersihkan nama," tandas penyanyi
yang ngetop dengan lagu "Nona Ana" ini mengawali kesaksiannya. Kisahnya
bermula dari karunia istimewa yang diberikan Tuhan pada Ade Manahutu.
Seperti apa karunia itu, Ade tidak bersedia mengungkapkannya karena itu
rahasia pelayanan. Tapi yang jelas, karunia itu membuat Iblis marah. Dia
lalu berkata kepada Bapa. "Orang ini tidak pantas mendapatkan karunia
sehebat itu," protes Iblis seperti yang dituturkan Ade. "Kenapa?" tanya
Bapa. "Dia belum teruji dengan keras." "Lalu apa yang kau inginkan?"
"Cabut perlindungan dari dia lalu serahkan dia kepadaku," pinta Iblis.
"Baik perlindungan Aku cabut. Tubuhnya ada di tanganmu, tapi nyawanya
tidak," sabda Tuhan. Lalu Iblis bebas menghajar Ade. Caranya
dengan kecelakaan hebat di jalan tol Jagorawi, di sekitar Sentul. Waktu
itu, Ade mengambil jalur kanan untuk mendahului mobil di depannya.
Tiba-tiba terdengar letusan. Rupanya ban kiri belakang meletus, mobil
itu langsung terguling-guling. Isterinya yang tidak memakai sabuk
pengaman terlempar keluar mobil. Kepalanya membentur tanah dengan keras,
mata kirinya hampir keluar dan berdarah. Kaki kanannya patah. Ia lalu
jatuh pingsan. Ade yang masih tetap dalam mobil mengalami patah
tulang di beberapa bagian: rusuk sebelah kanan, tangan kanan dan tulang
belakangnya. Ia juga mengalami pendarahan di paru-paru dan lambung.
Tapi kecelakaan ini tidak membuat Ade menjauh dari Tuhan. Iblis
belum puas. Dia menunggu saat yang tepat untuk mencobai Ade. Suatu
ketika ada orang Afrika yang ikut kebaktian di gereja Ade. Setelah
kebaktian ada konseling. Dia meminta pelayanan pribadi kepada Ade yang
kebetulan fasih berbahasa Inggris. Orang Afrika ini mengaku bahwa
dia melarikan diri dari negaranya karena ada perang saudara. Kedua orang
tuanya tewas dalam pertikaian itu. Di Indonesia dia tertangkap, lalu
dikarantina. Tetapi sekarang sudah bebas. Ia minta izin boleh memanggil
"papa" kepada Ade. "Ya boleh saja, 'kan kulitnya nyaris sama hitamnya,
"ujar Ade berseloroh. Jemaat yang memenuhi auditorium RRI, kontan tertawa. Iblis
tahu orang ini ternyata orang fasik," kata mantan pegawai Pertamina
ini. Dia lalu memakai orang ini untuk mencobai Ade lagi. Akan tetapi
sebelum ini terjadi, Roh Kudus sudah memberitahu Ade. "Anakku, kamu akan
mengalami satu kali goncangan. Nama baikmu akan dihancurkan," kata Roh
Kudus pada Ade. Ade protes, "Mengapa Tuhan? Kalau nama baik saya
dihancurkan berarti merusak pelayananku". Tapi Roh Kudus mengatakan,
"Rancangan-Ku, bukan rancanganmu. Jalan-Ku, bukan jalanmu. Masihkah
Engkau percaya." Ade menundukkan muka lantai sambil berkata, "Engkau
tetap Allahku yang baik. Jadilah bagiku sesuai rancangan-Mu. Tuhan sudah
mempersiapkan saya itu hari itu. Sejak itu selama sebulan, setiap dini
hari itu saya mengadakan persekutuan ekstra dengan Tuhan." Karena
sudah akrab, orang Afrika itu mulai mengungkapkan hal-hal yang pribadi.
Suatu hari dia ingin menitip koper. Katanya, isi koper itu adalah masa
depannya. Dia merasa tidak aman menyimpannya di hotel. Dia minta Ade
menyimpan di rumahnya. Tanpa curiga, Ade menyanggupi. "Malam
itu saya ada pelayanan. Sambil pulang, saya jemput tas itu. Tapi rupanya
ada operasi pemeriksaan yang digelar polisi di daerah Pondok Indah.
Polisi menggeledah dan membuka koper itu," jelasnya dengan nada tenang.
Polisi mendapati barang yang mencurigakan. Jam 01.30 dini hari,
Ade dibawa ke Polres Jakarta Selatan. Di situ sudah ada banyak
wartawan. Melihat itu Ade berkata dalam hati: "Wah nama baikku, besok
pasti habis." Subuh itu juga, Ade sujud menyembah di ruang tahanan. Ia
berucap: "Saya percaya Bapa akan bela saya. Namun seandainya Bapa tidak
bela sekali pun, saya tidak akan pernah bersungut." Sikap Ade yang
seperti Ayub ini membuat Setan undur diri. Pada saat itu juga, menurut
Ade dimulai proses pemulihan. Siangnya ketika dilakukan
pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Ade diperlakukan istimewa,
karena polisi mengenal Ade Manahutu sewaktu jadi penyanyi sekuler (baca
juga rubrik percikan). Setelah tujuh jam diperiksa sebagai saksi, Ade
boleh pulang. Beberapa hari kemudian, ketika Ade Manahutu melakukan
pelayanan di Klaten dia ditelepon supaya datang ke Jakarta. Pemilik tas
itu sudah tertangkap. Setelah diusut, ternyata orang itu bukan anak
Tuhan. Dia tidak tinggal di hotel tapi kumpul kebo dengan wanita
Indonesia. Setelah mengkonfirmasi memang benar itu orangnya,
Perwira polisi bertanya apakah Ade akan menuntut? "Tidak, jawab Ade
tegas," Ada dua alasan. Pertama, saya ini pendeta. Apa pantas pendeta
mendakwa jemaatnya? Kedua, saya izinkan dia memanggil saya papa. Apa
pantas Bapak mendakwa anaknya?" Polisi itu mengacungi jempol, "Salut Pak
pendeta!"
Club Malachi - Pelayanan Maleakhi Tahun Kedua "Memberkati Bangsa - Bangsa" http://galaxyweb.welcome.to email : galaxy_m318@yahoo.com Phone : (+62) 0812-8246447 |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar