Kamis, 29 September 2011

PENJELASAN ADE MANUHUTU SOAL KASUS UANG PALSU :

Ruang kesaksian
Semoga dengan membaca kesaksian ini saudara dapat mengetahui akan kebesaran Tuhan.
PENJELASAN ADE MANUHUTU SOAL KASUS UANG PALSU :


Pendeta Ade Manahutu ditahan polisi! Banyak orang Kristen yang kaget mendengar kabar ini. Tetapi Ade tenang-tenang saja. Pasalnya, sekitar sebulan sebelumnya, Roh Kudus sudah memberitahu Ade akan mengalami satu lagi goncangan. Nama baiknya akan dihancurkan. Dan benar, Ade berurusan dengan polisi karena diduga membawa cetakan uang palsu.

Dalam Ibadah dan perayaan HUT ke-2 GBI "Keluarga Allah", 3 Oktober di Jogja, pendeta dari Ambon ini menceritakan kisah yang sesungguhnya. "Ini bukan untuk klarifikasi, juga bukan untuk membersihkan nama," tandas penyanyi yang ngetop dengan lagu "Nona Ana" ini mengawali kesaksiannya.

Kisahnya bermula dari karunia istimewa yang diberikan Tuhan pada Ade Manahutu. Seperti apa karunia itu, Ade tidak bersedia mengungkapkannya karena itu rahasia pelayanan. Tapi yang jelas, karunia itu membuat Iblis marah. Dia lalu berkata kepada Bapa. "Orang ini tidak pantas mendapatkan karunia sehebat itu," protes Iblis seperti yang dituturkan Ade. "Kenapa?" tanya Bapa. "Dia belum teruji dengan keras." "Lalu apa yang kau inginkan?" "Cabut perlindungan dari dia lalu serahkan dia kepadaku," pinta Iblis. "Baik perlindungan Aku cabut. Tubuhnya ada di tanganmu, tapi nyawanya tidak," sabda Tuhan.

Lalu Iblis bebas menghajar Ade. Caranya dengan kecelakaan hebat di jalan tol Jagorawi, di sekitar Sentul. Waktu itu, Ade mengambil jalur kanan untuk mendahului mobil di depannya. Tiba-tiba terdengar letusan. Rupanya ban kiri belakang meletus, mobil itu
langsung terguling-guling. Isterinya yang tidak memakai sabuk pengaman terlempar keluar mobil. Kepalanya membentur tanah dengan keras, mata kirinya hampir keluar dan berdarah. Kaki kanannya patah. Ia lalu jatuh pingsan.

Ade yang masih tetap dalam mobil mengalami patah tulang di beberapa bagian: rusuk sebelah kanan, tangan kanan dan tulang belakangnya. Ia juga mengalami pendarahan di paru-paru dan lambung. Tapi kecelakaan ini tidak membuat Ade menjauh dari Tuhan.

Iblis belum puas. Dia menunggu saat yang tepat untuk mencobai Ade. Suatu ketika ada orang Afrika yang ikut kebaktian di gereja Ade. Setelah kebaktian ada konseling. Dia meminta pelayanan pribadi kepada Ade yang kebetulan fasih berbahasa Inggris. Orang
Afrika ini mengaku bahwa dia melarikan diri dari negaranya karena ada perang saudara. Kedua orang tuanya tewas dalam pertikaian itu. Di Indonesia dia tertangkap, lalu dikarantina. Tetapi sekarang sudah bebas. Ia minta izin boleh memanggil "papa" kepada Ade. "Ya boleh saja, 'kan kulitnya nyaris sama hitamnya, "ujar Ade berseloroh. Jemaat yang
memenuhi auditorium RRI, kontan tertawa.


Iblis tahu orang ini ternyata orang fasik," kata mantan pegawai Pertamina ini. Dia lalu memakai orang ini untuk mencobai Ade lagi. Akan tetapi sebelum ini terjadi, Roh Kudus sudah memberitahu Ade. "Anakku, kamu akan mengalami satu kali goncangan. Nama baikmu akan dihancurkan," kata Roh Kudus pada Ade. Ade protes, "Mengapa Tuhan? Kalau nama baik saya dihancurkan berarti merusak pelayananku". Tapi Roh Kudus mengatakan, "Rancangan-Ku, bukan rancanganmu. Jalan-Ku, bukan jalanmu. Masihkah Engkau percaya." Ade menundukkan muka lantai sambil berkata, "Engkau tetap Allahku yang baik. Jadilah bagiku sesuai rancangan-Mu. Tuhan sudah mempersiapkan saya itu hari itu. Sejak itu selama sebulan, setiap dini hari itu saya mengadakan persekutuan ekstra dengan Tuhan."

Karena sudah akrab, orang Afrika itu mulai mengungkapkan hal-hal yang pribadi. Suatu hari dia ingin menitip koper. Katanya, isi koper itu adalah masa depannya. Dia merasa tidak aman menyimpannya di hotel. Dia minta Ade menyimpan di rumahnya. Tanpa curiga, Ade menyanggupi.

"Malam itu saya ada pelayanan. Sambil pulang, saya jemput tas itu. Tapi rupanya ada operasi pemeriksaan yang digelar polisi di daerah Pondok Indah. Polisi menggeledah dan membuka koper itu," jelasnya dengan nada tenang. Polisi mendapati barang yang mencurigakan.

Jam 01.30 dini hari, Ade dibawa ke Polres Jakarta Selatan. Di situ sudah ada banyak wartawan. Melihat itu Ade berkata dalam hati: "Wah nama baikku, besok pasti habis." Subuh itu juga, Ade sujud menyembah di ruang tahanan. Ia berucap: "Saya percaya Bapa akan bela saya. Namun seandainya Bapa tidak bela sekali pun, saya tidak akan pernah bersungut." Sikap Ade yang seperti Ayub ini membuat Setan undur diri. Pada saat itu juga, menurut Ade dimulai proses pemulihan.

Siangnya ketika dilakukan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Ade diperlakukan istimewa, karena polisi mengenal Ade Manahutu sewaktu jadi penyanyi sekuler (baca juga rubrik percikan). Setelah tujuh jam diperiksa sebagai saksi, Ade boleh pulang. Beberapa hari kemudian, ketika Ade Manahutu melakukan pelayanan di Klaten dia ditelepon supaya datang ke Jakarta. Pemilik tas itu sudah tertangkap. Setelah diusut, ternyata orang itu bukan anak Tuhan. Dia tidak tinggal di hotel tapi kumpul kebo dengan wanita Indonesia.

Setelah mengkonfirmasi memang benar itu orangnya, Perwira polisi bertanya apakah Ade akan menuntut? "Tidak, jawab Ade tegas," Ada dua alasan. Pertama, saya ini pendeta. Apa pantas pendeta mendakwa jemaatnya? Kedua, saya izinkan dia memanggil saya papa. Apa pantas Bapak mendakwa anaknya?" Polisi itu mengacungi jempol, "Salut Pak pendeta!" 


Club Malachi - Pelayanan Maleakhi Tahun Kedua "Memberkati Bangsa - Bangsa"
http://galaxyweb.welcome.to
email : galaxy_m318@yahoo.com
Phone : (+62) 0812-8246447

Tidak ada komentar:

Posting Komentar