Rabu, 16 November 2011

KARUNIA ALLAH

KARUNIA ALLAH

Keperluan manusia yang paling utama bukan sandang dan pangan,
tetapi kehidupan; bagi manusia yang paling berharga bukan kekayaan,
nama, dan kedudukan, tetapi kehidupan.

Tuhan Yesus berkata,
“Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?” (Mat. 6:25).
Tuhan berkata pula,
“Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”
(Mat. 16:26),
mempunyai maksud ini.
Allah menciptakan manusia, “memberikan hidup dan napas dan segala sesuatu kepada semua orang.” (Kis. 17:25).

Setelah memiliki hayat, barulah manusia bisa hidup, bisa menikmati segala sesuatu yang Allah berikan kepada manusia.
Kalau manusia hidup, baru bisa memakai pakaian yang indah dan perhiasan yang bagus, kenyang dengan makanan yang enak, menikmati kekayaan dan kejayaan.

Tetapi kalau mencapai akhir kehidupannya, meskipun memiliki pakaian dan makanan yang mahal-mahal, apa gunanya terhadap dirinya?
Sebab itu, ada seorang beriman memesan mangkok kayu yang terukir tulisan:
“Ada orang ingin makan tidak memiliki nasi,
ada orang memiliki nasi tidak bisa makan;
saya memiliki nasi juga bisa makan, puji syukur atas anugerah Allah.” Sungguh berarti sekali tulisan ini.

Allah menciptakan manusia, memberi manusia kehidupan, juga segala sesuatu untuk dinikmati, ini adalah pemeliharaan Allah terhadap manusia. Allah “menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan.” (Kis. 14:17).

Tetapi Iblis musuh Allah, juga musuh bersama manusia,
tidak rela manusia mendapatkan pemeliharaan Allah, lalu memuji Allah.
Iblis datang merusak perkara ini.
Ia membuat manusia tinggi hati, tidak mengenal Allah;
berusaha membuat orang berdosa, merebut nyawa manusia.

Karena begitu manusia mati, tidak bisa menikmati terang matahari,
udara, air yang Allah berikan kepada manusia;
begitu manusia mati, tidak bisa menikmati alam semesta yang indah;
begitu manusia mati, terputuslah dari pemeliharaan Allah,
sehingga Allah tidak mendapatkan pujian dari manusia.
iblis membujuk manusia berdosa, tujuannya supaya manusia mati,
karena “upah dosa ialah maut.” (Rm. 6:23a).

Ada kematian tubuh, juga ada kematian roh;
kematian tubuh membuat orang turun ke alam maut tidak bisa memuji Allah;
kematian roh membuat orang tidak bisa bersekutu dengan Allah,
juga tidak bisa memuji Allah.

Namun, “karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus,
Tuhan kita.” (Rm. 6:23b).
Hidup yang kekal ini adalah Anak Allah, “Dalam Dia (Tuhan Yesus)
ada hidup” (Yoh. 1:4a).
Orang yang percaya kepada-Nya mendapatkan hidup yang kekal.
“Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh. 3:36b);
“Siapa yang memiliki Anak, ia memiliki hidup,
siapa yang tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.” (1 Yoh. 5:12).

Allah memberikan Anak-Nya kepada kita, supaya kita dari Dia mendapatkan hidup yang kekal; ini adalah karunia yang sangat besar! Kalau Allah hanya memberi kita pakaian dan makanan yang limpah,
tetapi tidak memberi kita hidup yang kekal, itu hanya pemeliharaan yang sementara saja.

Kalau Allah hanya memberi manusia kekayaan dan kejayaan duniawi,
tetapi tidak memberi manusia hidup yang kekal, itu seperti bunga
yang mekar hanya sehari saja.

Setelah manusia memiliki hidup yang kekal,
“adalah ahli waris yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus.” (Rm. 8:17),
mendapatkan
“warisan yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.” (Kis. 20:32),
bersama-sama menerima segala sesuatu yang diperbarui,
“memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” (Why. 22:5).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar