Rabu, 16 November 2011

Membedah Teologia Kemelaratan (1)

Teologia Kemelaratan selalu menekankan ttg ayat berikut sebagai dasar dari teologia mereka:
Luk 6:20 – “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.” And he lifted up his eyes on his disciples, and said, Blessed be ye poor: for yours is the kingdom of God.  (KJV) Καὶ αὐτὸς ἐπάρας τοὺ...ς ὀφθαλμοὺς αὐτοῦ εἰς τοὺς μαθητὰς αὐτοῦ ἔλεγεν, Μακάριοι οἱ πτωχοί, ὅτι ὑμετέρα ἐστὶν ἡ βασιλεία τοῦ θεοῦ. 
Kita semua tahu bhw Matius, Markus dan Lukas disebut Injil Sinoptik karena Injil-injil ini memiliki banyak kesamaan cerita, urutan bahkan kata perkata.

Ayat Luk 6:20 yg menjadi dasar Teologia Kemelaratan ini dapat kita temukan juga di Matius 5:3.
Mat 5:3 – “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” Blessed are the poor in spirit: for theirs is the kingdom of heaven (KJV) Μακάριοι οἱ πτωχοὶ τῷ πνεύματι, ὅτι αὐτῶν ἐστιν ἡ βασιλεία τῶν οὐρανῶν. 
Perhatikan kata terjemahan KJV yg lebih tepat untuk Mat 5:3 – “Berbahagialah mereka yg MISKIN DI DALAM ROH, karena merekalah yg mempunyai Kerajaan Sorga.”

Kenapa terjemahan KJV lebih tepat karena didalam naskah Yunani dapat kita temukan kata “ptochos pneuma” yang diterjemahkan “Poor in spirit = Miskin Didalam Roh”

Dan jelas bhw Miskin didalam Roh TIDAK SAMA dgn miskin secara materi seperti yang diajarkan oleh Teologia Kemelaratan.

Masalahnya adalah kenapa Teologia Kemelaratan selalu lebih memilih Lukas 6:20 daripada Matius 5:3 ? Karena isi dari Lukas 6:20 lebih sesuai dgn teologia mereka, sedangkan kita tahu bahwa Injil-injil Sinoptik bersifat SALING MELENGKAPI.

Kekurangan di cerita Injil Lukas dilengkapi oleh Injil Matius, vice versa.
Kekurangan di cerita Injil Markus dilengkapi oleh Injil Lukas, vice versa.
Kekurangan di cerita Injil Matius dilengkapi oleh Injil Markus, vice versa.

Jadi kita HARUS lebih memilih Matius 5:3 bila kita memang ingin belajar Firman Tuhan ttg hal ini krn Mat 5:3 LEBIH LENGKAP didalam menceritakan khotbah Tuhan Yesus ini.

Peace be with you,
Moshe Bähr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar